PENAJAM-Beredarnya info cek senilai Rp 1,3 miliar yang diduga mengalir kepada keluarga oknum pejabat tidak ada kaitannya dengan proyek pembangunan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Rawat Inap Babulu, Penajam Paser Utara (PPU). Pernyataan ini disampaikan Pengawas Proyek Pembangunan Rawat Inap Babulu, PPU, Arif saat dihubungi media ini kemarin.
“Info cek senilai Rp 1,3 miliar yang beredar itu tak ada hubungannya dengan pekerjaan dan perusahaan kami,” kata Arif, pengawas dari perusahaan CV Yuansha Persada Mandiri yang mengerjakan proyek sarana dan prasarana kesehatan masyarakat di Babulu itu. “Karena tak ada hubungannya dengan perusahaan kami, maka, kami pun tak bisa memberi tanggapan yang panjang,” tambahnya.
Ia menjelaskan, pembangunan tersebut rampung beberapa tahun lalu dan sudah melalui pemeriksaan Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK). “Secara teknis dan spesifikasi bangunan tak ada masalah. Harga proyek itu, bilang BPK, mengacu pada 2017, murah, dan kesalahan perencanaan. Disalahkan perencanaannya itu karena memakai harga standar 2017 dan dipakai pada 2020. Boleh, silakan dicek di Dinas Kesehatan soal salah perencanaan itu,” kata Arif.
Pembangunan Puskesmas Rawat Inap Babulu, PPU ini memakai dana alokasi khusus (DAK) Rp 9,2 miliar, dan rampung sekira Januari 2021. Namun, hingga kini tak berfungsi. Puskesmas ini dibangun dengan kerangka tiga lantai, namun yang selesai baru lantai dasar saja. Kepala Dinas Kesehatan PPU Jansje Grace Makisurat membenarkan belum berfungsinya puskesmas tersebut, karena apabila hujan air masuk ke bangunan. “Solusinya harus segera diupayakan penyelesaian pekerjaan yang sisa. Yaitu, bangunan lantai dua dan lantai tiga, dan diperlukan dana tambahan Rp 6-7 miliar,” kata Jansje Grace Makisurat. Ia pun mempertanyakan teknis perencanaannya, dan proyek tersebut dikerjakan sebelum dia menjabat kepala dinas.
Informasi dihimpun media ini dari Aliansi Masyarakat Peduli Lingkungan (AMPL) Kaltim, tak hanya bangunan tersebut tak bisa difungsikan hingga sekarang. Sebelumnya beredar visual cek Rp 1,3 miliar yang diduga mengalir kepada keluarga oknum pejabat berkaitan suatu proyek. “Saya merekam percakapan mengenai cek senilai Rp 1,3 miliar yang diduga mengalir kepada oknum keluarga pejabat, dan diduga terkait proyek tersebut. Ini, menarik untuk ditelisik lebih dalam oleh aparat penegak hukum. Apalagi bisa terbukti pencairan cek tersebut berkaitan dengan pekerjaan proyek,” kata Ketua AMPL Kaltim Zulpani Paser, Sabtu (4/6). Zulpani Paser kemarin menyatakan menunggu keseriusan Pemkab PPU untuk meninjau proyek tersebut. “Saya menunggu Pak Hamdam (pelaksana tugas bupati PPU) yang berjanji mengagendakan meninjau proyek Puskesmas Rawat Inap Babulu ini,” ucapnya. (far/k16)
ARI ARIEF
[email protected]