MENGGELUTI berbagai macam bisnis, membuat Wiwit Andriyanti merasa bahwa kuliner adalah yang menurutnya paling cocok. Ada rasa kepuasan yang tak ternilai ketika mereka yang mencicipi olahan tangannya menyampaikan testimoni positif.
“Ada rasa puas begitu. Selain itu, walau bisa dibilang untungnya enggak sebesar saat saya jual pakaian atau fashion, tapi justru malah merasa lebih berkah,” ungkapnya.
Melalui jualan jamu, salah satunya yakni jamu khusus program hamil. Tak disangka justru mereka yang mencicipi jamunya memberi tanggapan baik. Mereka yang mencoba ikhtiar lewat jamunya berhasil memiliki keturunan.
“Saya enggak pernah minta testimoni, tapi alhamdulillah mereka kasih. Ada yang ngasih tahu sudah hamil 3 bulan, ada yang anaknya sudah lahir. Mereka nikah ada yang sudah 2 tahun, 5 tahun bahkan ada 8 tahun, dan alhamdulillah hamil. Ikut terharu,” kata Wiwit.
Selain itu, dia menerapkan sistem sedekah. Bagi mereka yang ingin program hamil, Wiwit akan menawarkan ikhtiar lewat jamunya dengan sistem bayar seikhlasnya.
“Saya merasakan ya pernah di posisi mereka juga. Selain itu, kita enggak pernah tahu ketika misal kita bantu, mereka ikut mendoakan kita. Jadinya berkah dan rezeki itu akan selalu ada. Makanya saya merasa usaha di kuliner ini lebih berkah begitu,” jelasnya.
Dikatakan jika dalam produksi jamu, rabok, serta berbagai olahan lain dia produksi sendiri. Namun, untuk jamu jika ada pesanan dalam jumlah besar, dibantu satu orang. Sedangkan olahan lain masih dia pegang sendiri.
Cita-citanya adalah memiliki dapur produksi sendiri. Oleh sebab itu, persyaratan untuk sertifikasi BPOM perlahan dia penuhi. “Sehingga, insyaallah bisa jadi lapangan pekerjaan juga ketika sudah skala besar produksinya,” ujar dia.
Membuat jamu segar, setiap hari dirinya tak pernah absen meracik. Namun, untuk beberapa varian jamu lainnya, bergantung ketersediaan bahan baku. Sebab, diakui jika bahan bakunya dia ambil dari Sulawesi.
“Di sini, saya enggak tahu namanya, belum pernah ketemu juga. Jadi, ambilnya dari Sulawesi. Selain itu, juga resep dari almarhum bapak yang memang orang Sulawesi. Makanya di sini juga coba tanam sendiri di halaman depan rumah,” tutupnya. (ndu/k15)
Raden Roro Mira
@rdnrrmr