Pembangunan IKN Butuh 21 Juta Ton Semen

- Sabtu, 28 Mei 2022 | 12:25 WIB
Selain jalan dan gedung pemerintahan, infrastruktur IKN di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara yang akan dibangun adalah berbagai simpul konektivitas transportasi. Termasuk fasilitas kesehatan, ketahanan, dan keamanan.
Selain jalan dan gedung pemerintahan, infrastruktur IKN di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara yang akan dibangun adalah berbagai simpul konektivitas transportasi. Termasuk fasilitas kesehatan, ketahanan, dan keamanan.

Selain jalan dan gedung pemerintahan, infrastruktur IKN di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara yang akan dibangun adalah berbagai simpul konektivitas transportasi. Termasuk fasilitas kesehatan, ketahanan, dan keamanan. 

 

BALIKPAPAN-Telah dimulainyapembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) hingga sampai benar-benar beroperasi sepenuhnya pada 2045, diproyeksikan memacu konsumsi semen nasional sebesar 21 juta ton. Kebutuhan sebesar itu diperkirakan membuat prospek industri semen dalam negeri membaik. Hal itu disampaikan Direktur Utama (Dirut) PT Semen Indonesia Group (SIG) Donny Arsal saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI.

Opportunity pembangunan ibu kota baru (Nusantara) diperkirakan memberi potensi demand secara nasional dalam 20 tahun sebesar 21 juta ton permintaan,” ujarnya dalam rapat yang digelar Selasa (24/5). Dia melanjutkan, jika diperhatikan industri semen saat ini, hingga 31 Desember 2021, kapasitas nasional mencapai 119,1 juta ton. Sementara permintaan nasional sebesar 65,2 juta ton. Dengan demikian, terdapat kelebihan atau surplus pasokan semen sebesar 53,8 juta ton. Seiring transisi pandemi Covid-19 menjadi endemi, kebutuhan semen dalam negeri diperkirakan bertambah.

Dia pun berharap moratorium pembangunan pabrik semen baru dicabut, sehingga pembangunan fasilitas pengolahan semen dengan kapasitas produksi sekitar 9 juta ton yang sudah lama diajukan segera dimulai. “Pertumbuhan demand  ke depan, kami harapkan gap-nya semakin mengecil. Kami perkirakan tahun 2030 itu sebesar 18,1 juta ton. Jadi tetap masih terjadi oversupply, tetapi semakin lama semakin mengecil,” katanya. Dia menegaskan, prospek industri semen ke depannya semakin membaik. Itu karena pertumbuhan populasi sekira 1 persen yang mengakibatkan permintaan akan hunian juga akan bertambah.

Backlog atau selisih antara jumlah kepala keluarga dengan jumlah rumah yang ada sebesar 12,75 juta unit, akan mendorong permintaan konsumsi semen nasional. “Di samping juga alokasi anggaran infrastruktur yang disediakan oleh pemerintahan. Meskipun terjadi penurunan, akan tetapi angkanya masih cukup signifikan. Yang kita lihat tahun ini sebesar Rp 385 triliun,” jelasnya. Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, pemerintah mengalokasikan belanja Rp 27 triliun hingga Rp 30 triliun di APBN 2023 untuk pembangunan IKN. “Di dalam APBN tahun depan sudah mencadangkan untuk belanja pembangunan untuk ibu kota negara baru yaitu antara Rp 27 triliun hingga Rp 30 triliun,” ujar Menkeu dalam keterangan pers setelah Sidang Kabinet, Kamis (14/4).

Menkeu menjelaskan, anggaran tersebut untuk membangun infrastruktur dasar seperti jalan dan gedung pemerintahan. Serta berbagai simpul konektivitas transportasi yang dilakukan Kementerian Perhubungan. Selain itu, dana tersebut akan digunakan untuk membangun sarana dan prasarana di bidang pendidikan, kesehatan, ketahanan, dan keamanan. Sementara itu, terkait surplusnya produksi semen nasional ini, anggota Komisi VI DPR RI Andre Rosiade kembali mengingatkan kebijakan moratorium pembangunan pabrik semen dalam negeri. Kebijakan tersebut sudah diterapkan sejak awal 2020.

Akan tetapi, saat ini masih ada kegiatan pembangunan pabrik semen di Aceh dan Kutai Timur (Kutim). Oleh karena itu, PT SIG diminta untuk berkoordinasi dengan Menteri BUMN mengenai pembangunan pabrik semen tersebut. “Jangan moratorium (pabrik) semen itu sebatas wacana. Karena di Aceh ada pembangunan pabrik semen baru. Kedua di Kutim. Padahal potensi permintaan semen di IKN itu 21 juta ton. Dan ada pabrik semen yang akan dibangun di dekat situ. Di Kutai Timur. Takutnya Semen Indonesia hanya jadi penonton. Apalagi diketahui oversupply masih 50 juta ton. Sampai 2030, tidak perlu pembangunan pabrik semen baru,” pesan dia.

Untuk diketahui, pembangunan pabrik semen di Kutim ini dikerjakan investor PT Kobexindo Cement. Pembangunan pabrik semen ini berada di perbatasan dua desa dan dua kecamatan. Pada wilayah sebelah selatan adalah Desa Sekerat, Kecamatan Bengalon. Sementara pada wilayah utara, terdapat  Desa Selangkau, Kecamatan Kaliorang. Dengan luasan lahan sekira 822 hektare. Untuk pembangunan pabrik semen dan tambang batu gamping ini, PT Kobexindo Cement bekerja sama dengan perusahaan asal Tiongkok, yakni Hongshi Holdings. Rencana investasi yang disiapkan antara US$ 1 miliar sampai US$ 2,1 miliar. Atau sekitar Rp 14 triliun sampai Rp 28 triliun dengan kurs Rp 14.000.

Pro-kontra pembangunan pabrik semen ini sempat mengemuka. Karena akan berdampak pada ekosistem karst Sangkulirang-Mangkalihat yang membentang di Kutim dan Berau seluas 1,8 juta hektare. Di mana pembangunan pabrik semen ini diklaim bisa menyerap 1.000 tenaga kerja. Dengan produksi semen 8 juta ton per tahun. (riz/k16)

 

RIKIP AGUSTANI

ikkifarikikki@gmail.com

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X