Menggali Potensi Ekspor Produk Perikanan Kaltim

- Kamis, 26 Mei 2022 | 12:01 WIB

BALIKPAPAN - Kaltim terkenal akan sumber daya alamnya. Produk-produk seperti batu bara, crude palm oil (CPO) dan turunannya, maupun bahan mineral telah banyak diekspor ke berbagai negara. Namun di balik itu, Bumi Etam punya potensi dari sektor lain.

“Selain batu bara, CPO dan mineral, potensi cukup besar dari Kaltim ialah marine product atau produk perikanan. Kegiatan ekspor ini sebenarnya juga bukan hal baru, sebab sudah sering dilakukan,” ucap Kepala Bea dan Cukai Balikpapan Awan Jogyantoro baru-baru ini.

Hanya saja, menurut Awan, masih banyak eksportir belum melakukan metode direct call. Padahal melalui direct call, kualitas mutu dan kesegaran produk lebih terjaga. Harga produk juga lebih kompetitif di pasaran. “Bila tidak menggunakan direct call harus transit dulu ke Surabaya, Semarang maupun Jakarta. Waktu pengiriman lebih panjang dan ongkos juga semakin besar. Mutu produk yang diekspor juga berkurang,” urainya.

Diharapkan bisa meningkat, barang eksportir tidak sebatas produk perikanan tapi semua produk yang memiliki nilai tambah ekspor. Semakin banyak yang melakukan ekspor, jelas hal tersebut memberi dampak luar biasa terhadap kegiatan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

Dari yang sudah-sudah, dia mengungkapkan setelah menembus pasar ekspor, pelaku usaha lebih berkembang. Tentu saja, selain meningkatkan devisa bagi daerah asal juga membantu perekonomian dan kesejahteraan masyarakat lokal.

Ke depan, diharapkan lebih banyak UMKM lebih terpacu dan menangkap peluang komoditas baru serta memaksimalkan fasilitas direct call tersebut. “Di daerah lain, banyak UMKM memperoleh kesuksesan. Usaha mereka lebih berkembang setelah melakukan ekspor yang masuk ke pasar non-tradisional. Devisa masuk ke daerah asal, pengekspor dan unit-unit di dalamnya, termasuk nelayan maupun petani dapat lebih sejahtera,” bebernya.

Karenanya, Awan berharap kegiatan ekspor ke Tiongkok bisa menjadi stimulus bagi pelaku usaha yang lain. Terlebih Kaltim memiliki potensi dari komoditas kepiting bakau. Dengan bertambahnya negara tujuan ekspor, diharapkan volume ekspor komoditas perikanan, khususnya kepiting bisa lebih meningkat lagi di tahun depan.

Tidak hanya Tiongkok, produk perikanan Kaltim diungkapkan sudah menyebar dan dipasok ke berbagai belahan dunia, seperti Jepang, Inggris, Singapura, Hong Kong, Amerika, Malaysia, Taiwan, Korea Selatan, Vietnam dan Belanda.

Sebagai informasi, berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan pada 2020, Kaltim tercatat berhasil menjadi penghasil kepiting terbesar kedua di Indonesia. Yang menghasilkan kurang lebih 3.783 ton kepiting, dengan kurang lebih senilai Rp 142,20 miliar.

“Untuk meningkatkan volume ekspor ini bukan persoalan sederhana. Perlu kerja sama semua pihak. Bea cukai tidak bisa bekerja sendiri, harus kolaborasi dengan stakeholder lain, baik pertanian maupun dinas lainnya, baik itu Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan ataupun Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan,” tutupnya. (ndu/k15)

Ulil Muawanah

yin.khazan@gmail.com

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X