Penyu-Penyu di Kaltim yang Terus Diburu, Dilarang tapi Masih Bebas Diperjualbelikan

- Rabu, 25 Mei 2022 | 13:58 WIB
HABITATNYA MASIH TERANCAM: Banyak ditemukan penyu bertelur di Pulau Sangalaki, Berau. Lokasi ini dinilai paling aman bagi kura-kura laut itu. Di sana juga menjadi konservasi penyu.
HABITATNYA MASIH TERANCAM: Banyak ditemukan penyu bertelur di Pulau Sangalaki, Berau. Lokasi ini dinilai paling aman bagi kura-kura laut itu. Di sana juga menjadi konservasi penyu.

Peredaran produk olahan dari cangkang penyu telah dilarang. Namun, faktanya masih ada yang menjual di pasar tradisional. Di sisi lain, telur penyu masih diburu.

 

AKHIR Oktober 2021 lalu, sebuah paket terpaksa ditahan di kargo Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan Balikpapan. Sebelumnya, saat pemeriksaan x-ray, paket yang berasal dari Kota Minyak tujuan Makassar, Sulawesi Selatan itu dicurigai membawa benda terlarang. Lewat layar, benda yang dicantumkan berisi makanan menunjukkan bentuk bulat berjumlah puluhan.

“Petugas melihat bentuknya seperti telur. Tetapi kok bulat-bulat,” ungkap Kepala Seksi Pengawasan, Pengendalian dan Informasi Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Balikpapan Kadson Batubara, Selasa (17/5).

Kadson menceritakan, petugas bandara lantas menghubungi BKIPM. Dirinya pun turun sebagai penyidik. Bersama pihak jasa pengiriman, dirinya membuka paket tersebut. Ternyata di dalamnya terdapat 68 telur penyu. Dibungkus menggunakan wadah plastik. Dibagi empat. Kemudian dikemas menggunakan karton dan kardus.

“Kami telusuri dan panggil pengirimnya. Ternyata pemilik telur itu orang dari Kampung Baru (Balikpapan). Mengaku beli dari nelayan untuk dikirim ke keluarganya di Makassar untuk dijadikan obat,” ujar Kadson.

Setelah menyelesaikan surat dan administrasi, BKIPM pun menyerahkan kasus itu ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim. Sesuai pembagian tugasnya, BKIPM yang berada di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sejauh ini hanya menangani hewan bersirip. “Tetapi tetap kami punya tanggung jawab untuk mencegah upaya penyelundupan satwa dan hasil olahannya yang dilindungi negara,” lanjutnya.

Berdasarkan informasi yang diperoleh Kaltim Post sebelumnya, upaya penyelundupan telur penyu itu menjadi kasus pertama dalam 10 tahun terakhir yang berhasil terungkap. Kadson mengakui, meski sudah memiliki kerja sama antara Angkasa Pura dan pihak jasa pengiriman, masih ada sejumlah kelemahan dalam pelaksanaan pencegahan penyelundupan khususnya satwa dilindungi.

“Setiap paket yang diterima jasa pengiriman dari pengirim sudah dibungkus. Kalau pihak jasa pengiriman ‘kan hanya mencantumkan isi berdasarkan klaim pengirim. Kalau disebutnya makanan, ya dicantumkan makanan,” ungkap Kadson.

Setelah sampai di tangan jasa pengiriman, paket-paket yang diterima akan dimasukkan ke karung sebelum diantar ke kargo. Di kargo itu, karung berisi puluhan paket tidak dibongkar untuk mempertimbangkan efisiensi waktu. Dan secara massal akan dimasukkan ke pemeriksaan x-ray. Kata dia, di sini kejelian petugas diuji. “Saya katakan kelemahannya di sini. Tapi di satu sisi jasa pengiriman mempertimbangkan kecepatan waktu barang masuk ke pesawat,” ujarnya.

Memang, jasa pengiriman sudah menjadi salah satu jalan upaya penyelundupan barang ilegal. Biasanya, pelaku bakal menyamarkan bentuk dan identitas asli barang. Kondisi hanya akan terungkap melalui pemeriksaan x-ray. Kecuali, sudah ada informasi sebelumnya terkait upaya penyelundupan. Khusus penyu, telur, dan hasil olahan biasanya pencegahan penyelundupan akan lebih efektif dari wilayah penyu berasal.

“Kalau di Kaltim ini ‘kan biasanya dari Berau. Sementara kenapa bisa sampai di sini (Balikpapan), berarti ada jalurnya,” ungkap Kadson.

TIGA KASUS EKSPLOITASI

Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, Polda Kaltim melalui Direktorat Polairud telah mengungkap tiga kasus eksploitasi satwa yang dilindungi khususnya penyu. Di mana sekali pada 2019 dan dua kasus di 2021. Dari telur penyu hingga aksesori yang terbuat dari cangkang penyu.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X