BAGI Salawaty atau Lala, pembeli yang justru turut membantu dia dalam mengembangkan usaha. Sejak 15 tahun mulai menjajakan kue kering buatannya, hingga kini ada pelanggan loyal yang tak pernah absen membeli produknya.
“Justru dia yang kritik, kasih masukan misal kurang ini itu. Dan itu jadi bagus kan. Jadi saksi perjalanan usaha saya, sampai sekarang malah jadi sahabat banget. Mungkin kalau ada nominasi, dia pembeli kue saya yang terbanyak kayaknya,” beber Lala dengan semangat.
Dalam menghadapi pembeli pun Lala sangat terbuka dengan saran. Ketika komplain masuk, dijadikannya sebagai pelajaran untuk tidak diulang lagi ke depannya. “Kadang ada yang cerewet, justru itu menurut saya bagus ya. Jadi masukan,” lanjutnya.
Sejauh ini, dia tak pernah menyediakan kue setiap hari. Sistemnya, yakni sesuai pesanan. Namun dia tetap bersyukur, karena selalu ada pesanan masuk. Baik dari pribadi untuk berbagai acara, hingga pesanan snack box.
Lala tak pernah berhenti untuk belajar. Di setiap ada kesempatan, dia berusaha untuk mengikuti. “Termasuk dulu sebelum pandemi itu kan biasanya suka ada chef-chef luar yang datang ke Samarinda. Saya usahakan ikut, nah tahun ini kan sudah mulai longgar. Semoga ada, karena sampai sekarang masih terus mau belajar tentang kue pokoknya,” ungkapnya.
Buah konsisten dan semangat belajar, perlahan usahanya berkembang. Kemampuan mengolah berbagai kue juga turun ke anak pertamanya. Termasuk kini sang anak kedua yang membantunya menjalankan usaha di rumah.
Kini, dia nyaman dengan usaha rumahan dengan sistem online. Sebab, diakui dengan sistem online masih kewalahan menghadapi pesanan. Sehingga, tak jarang menolak ketika orderan jumlah besar masuk. “Bayangin saja paling sedikit satu macam kue itu 300 pcs, dikali dua sampai tiga. Belum mau request yang varian asin atau manis. Ke depannya, tentu mau nambah karyawan supaya bisa melayani semua pembeli,” tutupnya lalu tersenyum. (ndu/k15)
Raden Roro Mira
@rdnrrmr
