SEBULAN penuh roller coaster. Dalam kurun waktu empat pekan terakhir, Ibra dua kali menangis. Yang pertama karena kehilangan sosok superagen yang sudah dianggapnya seperti ayah sendiri, Mino Raiola, pada 30 April lalu. Raiola meninggal di Rumah Sakit San Raffaelle, Milan, setelah menjalani perawatan karena sakit paru-paru.
Karena itu, ketika menangis untuk kali kedua setelah membawa AC Milan merengkuh scudetto Serie A (23/5), Ibra mempersembahkannya untuk Raiola. Menurut Ibra, Raiola-lah yang menentukan jalan bomber berusia 40 tahun itu kembali membela AC Milan ketika durasi kontraknya bersama LA Galaxy habis pada akhir 2019. Bukan ke Bologna FC meski Ibra santer diberitakan sudah sepakat dengan Rossoblu.
”Dia (Raiola) yang mengupayakan supaya aku kembali ke AC Milan yang ingin kembali ke puncak Serie A. Aku persembahkan trofi scudetto ini untuknya,” tutur Ibra yang menjadi klien Raiola sejak 2004 kepada Milan News. (ren/c19/dns)