Pembongkaran permukiman di bantaran Sungai Karang Mumus (SKM) segmen Jembatan Gang Nibung-Jembatan Ruhui Rahayu sisi Kelurahan Sidodadi sejak Jumat (13/5), serta jembatan Gang Nibung pada Rabu (18/5), disebut merupakan langkah tepat positif.
SAMARINDA – Pasalnya, area tersebut menjadi penyumbat dari wilayah hulu seperti kawasan Pemuda (Jalan Ahmad Yani), Perumahan Griya Mukti, hingga Perumahan Bengkuring Raya. Beberapa program yang digalakkan pemerintah tahun ini pun diproyeksi bakal mengurangi tinggi genangan, khususnya di area simpang Mal Lembuswana yang menjadi langganan banjir.
Konsultan Masterplan Pengendalian Banjir Samarinda Eko Wahyudi menuturkan, kawasan yang dibongkar tahun ini merupakan area penyumbatan, lebar sungai yang idealnya 40 meter, hanya tersisa 10 meter. Belum lagi tingginya sedimentasi menyebabkan area hulu SKM kerap terendam banjir.
“Dengan pembongkaran itu diharapkan dampak positifnya bisa segera dirasakan, terutama untuk simpang Mal Lembuswana,” ucapnnya, Minggu (22/5). Langkah pemerintah dalam pengentasan banjir tahun ini jauh lebih baik karena fokus di beberapa titik krusial. Ada tiga program yang digarap pemerintah hingga akhir tahun ini, antara lain pembongkaran penyelesaian drainase Jalan S Parman yang menghubungkan Polder Voorvo dengan SKM oleh Pemkot Samarinda, pengerukan dua Polder Voorvo oleh Pemprov Kaltim, serta pengadaan pompa di Jalan Dr Soetomo, Gang 8, Kelurahan Sidodadi oleh pemerintah pusat melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan IV.
“Dengan program itu, akhir tahun nanti genangan di simpang Mal Lembuswana dipastikan berkurang signifikan,” ucapnya.
Namun, Eko memberi catatan bahwa dalam sistem tersebut pemerintah tidak melupakan banjir yang terjadi di kawasan RS AW Sjahranie. Pasalnya, limpasan dari arah hulu atau permukiman menuju rumah sakit pelat merah tersebut belum betul-betul ditangani. “Limpasan air dari RS AWS terbagi dua, sebagian mengalir ke Gang 8, lainnya mengalir melalui saluran di bawah kaki eks Jembatan Gang Nibung yang dibongkar, di samping Masjid Al Khair,” jelasnya.
Dia mendorong pemerintah untuk turut memikirkan penyelesaian banjir di RS AWS, mengingat kawasan cukup parah terdampak banjir. Salah satu solusi yang ditawarkan yakni membangun pintu air dan pompa dengan kapasitas minimal 150 liter per detik ujung saluran samping Masjid Al Khair.
“Ketika hujan deras, air bisa dipompa menuju SKM, sehingga dua pompa bekerja baik dari Gang 8, serta pompa di Jalan Dr Soetomo. Ketika SKM pasang, pintu air ditutup menghindari air mengalir ke jalan,” singkatnya. (dra/k16)
DENNY SAPUTRA
@dennysaputra46