SAMARINDA – Pengerukan drainase yang dilakukan tim swakelola Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Samarinda pada Rabu-Kamis (18-19/5) lalu, di Jalan Wahid Hasim I, RT 12, Kelurahan Sempaja Selatan, tepatnya depan salah satu toko swalayan tidak betul-betul menyelesaikan persoalan banjir di sana.
Pasalnya, penyebab utama genangan banjir kala hujan yakni air yang mengantre mengalir imbas penyempitan drainase, serta tidak adanya alur sungai yang jelas. Padahal, hilir aliran drainase itu menuju sungai Sempaja di belakang Stadion Madya Sempaja.
Lurah Sempaja Selatan Deddy Wahyudi menerangkan, pihaknya sudah beberapa kali melakukan gotong royong pembersihan drainase di Jalan Ery Suparjan, di mana dampak banjir dirasakan warga di Gang Asoelmat 1 dan Asoelmat 2. Bahkan, beberapa kali pembersihan dibantu tim swakelola (hantu banyu) Dinas PUPR Samarinda. “Itu hanya sebentar efeknya, karena jika hujan sedimentasi akan menumpuk kembali,” ucapnya, Minggu (22/5). Di aliran tersebut ada beberapa permasalahan, antara lain penyempitan drainase terjadi ketika air mengalir ke dalam pekarangan kantor Samsat, dari lebar sekitar lebih dari 2x2 meter menjadi kurang dari 1x1 meter. Berlanjut ke belakang diler Toyota yang juga mengecil, serta tidak ada aliran yang jelas menuju area hilir. “Warga RT 12 seperti berada di cekungan, makanya selalu terdampak banjir. Perlu penanganan serius untuk mengatasi itu,” ujarnya.
Dinas PUPR Samarinda pernah mewacanakan untuk pembangunan sistem drainase di kawasan tersebut. Namun, hingga kini belum ada realisasi. Dirinya berharap pemerintah bisa kembali menyeriusi penanganan dampak banjir, mengingat ketika genangan terjadi, Jalan Wahid Hasyim I juga sering lumpuh beberapa jam menunggu air surut. “Kami terus berkoordinasi dengan camat dan tim Dinas PUPR untuk bisa melanjutkan pembangunan drainase,” singkatnya. (dra/k16)
DENNY SAPUTRA
@dennysaputra46