“Butuh kelas yang lebih tinggi bila ingin bermain di (Real) Madrid.”
DEMIKIAN tajuk utama yang ditulis Marca di halaman depan koran hariannya setelah munculnya kepastian kabar Kylian Mbappe memperpanjang kontraknya bersama Paris Saint-Germain (PSG). Ya, langkah Mbappe itu mencuri perhatian, bahkan dianggap sebagai “pengkhianatan” setelah beberapa waktu terakhir, Mbappe memberi sinyal positif bergabung ke Los Merengues pada musim panas kali ini.
Seperti diketahui, sejak musim panas tahun lalu, Real Madrid telah menyatakan minatnya untuk menjemput Mbappe dari Parc de Princes dengan mengajukan tawaran senilai GBP 154 juta (setara Rp 2,82 triliun). Pemain 23 tahun itu pun memberi sinyal kuat bahwa dirinya bakal hengkang akhir musim nanti.
Namun, angin harapan berembus berlawanan. Mbappe malah menyetujui GBP 500 juta (Rp 9,16 triliun) untuk tiga musim ke depan. Menurut The Sun, jumlah itu terdiri dari bonus penandatangan kontrak senilai GBP 250 juta (Rp 4,58 triliun), kemudian kontrak per tahun yang bernilai GBP 85 juta (Rp 1,55 triliun) setelah pajak.
Pengumuman perpanjangan kontrak itu dilakukan sebelum PSG menundukkan FC Metz dalam lanjutan Ligue 1 pada Minggu (22/5) dini hari Wita. Seolah menjawab perpanjangan kontrak itu, Mbappe mencetak hattrick dalam laga tersebut.
"Saya ingin mengumumkan bahwa saya memilih memperpanjang kontrak di Paris Saint-Germain. Dan, tentu saja saya senang," kata Mbappe. "Saya yakin bahwa di sini saya dapat terus berkembang di klub yang menyediakan semua yang diperlukan untuk tampil di level tertinggi,” jelas pemain berjuluk Donatello itu.
Tidak hanya publik Spanyol yang berang dengan kabar tersebut, operator kompetisi, La Liga, pun berencana untuk melaporkan tindakan PSG ke UEFA dan pihak berwajib di Prancis. Mereka mengklaim bahwa kesepakatan antara Les Parisiens dan Mbappe akan mengancam keberlanjutan ekonomi sepak bola Eropa.
PSG memang berusaha mati-matian untuk mempertahankan Mbappe dari godaan Real. Semisal, menjanjikan Zinedine Zidane sebagai entraineur anyar Les Parisiens musim depan. Zidane diproyeksikan menggantikan Mauricio Pochettino yang musim ini hanya mempersembahkan gelar juara Ligue 1.
RMC Sport menyebut, Presiden PSG Nasser Al-Khelaifi sampai meminta bantuan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani untuk ”melobi” Zidane. Telefoot mengklaim, kepastian mengenai status Zidane di PSG bisa terjadi paling cepat akhir Juni.
Sebagai sosok yang menulis buku Dans la tete de Zidane, psikoanalis dan penulis buku Sabine Callegari menyebut bahwa Zidane memang sosok yang dibutuhkan PSG untuk mengendalikan ego trio MNM (Messi-Neymar-Mbappe). Di bawah kendali Poche, ruang ganti PSG diterpa gosip adanya persaingan antara Mbappe dan Neymar. ”Pemilik klub tahu bahwa dalam menjalankan tata kelola klubnya, butuh pelatih yang mampu menstabilkan dan menyatukan sebuah tim dan tidak ada yang lebih bagus dari Zidane,” klaim Callegari kepada RTL.
Zidane sudah terlatih mengendalikan ego pemain bintang Real seperti antara Cristiano Ronaldo dan Gareth Bale, dua pemain berharga termahal di skuad Los Merengues saat itu. ”Dia seseorang yang mempunyai aura kuat dalam menyeimbangkan dan menyelaraskan timnya,” sambung Callegari.
Bukankah bayaran Mbappe bisa membuat iri tandem MNM-nya? Neymar, tampaknya, sedang bahagia setelah mencatatkan gol ke-100 untuk PSG ke gawang FC Metz kemarin. Gol centurion yang sudah bisa menempatkan sebagai salah satu legenda Les Parisiens. Sementara Messi, sepertinya, tidak peduli karena musim depan adalah musim terakhirnya dari durasi kontrak dua tahun yang diteken. Lagi pula, Messi lebih punya fokus tahun ini bersama timnas Argentina di Piala Dunia Qatar. (ren/c19/dns/jpg/ndy/k16)
