Waspadai Informasi Palsu, Soal Heat Wave Alias Gelombang Panas

- Senin, 23 Mei 2022 | 12:36 WIB

MEMASUKI musim kemarau, ada satu hal yang juga perlu diwaspadai, yaitu informasi palsu tentang gelombang panas alias heat wave. Isu itu menjadi salah satu informasi yang diproduksi berulang-ulang. Katanya, Indonesia akan mengalami gelombang panas.

”Persiapkan diri Anda untuk menghadapi * gelombang panas * itu bisa mencapai 40-50 derajat. Please condition our body by drinking a lot of white water, drink slowly sip after sip * Do not drink cold water/Ice * yes,” tulis akun Facebook Frangky Ferry Gerung beberapa hari lalu.

Akun itu juga menyebut beberapa negara seperti Singapura, Malaysia, dan Indonesia. Keterangan lain juga menyebut gelombang panas berdampak pada tubuh, salah satunya dapat memecahkan pembuluh darah mikro (bit.ly/HeatwaveIndo).

Berkali-kali informasi palsu itu diklarifikasi berbagai media kredibel, termasuk Jawa Pos. Bukan berarti garis khatulistiwa atau ekuator yang melintasi Indonesia dapat membuat dilanda gelombang panas.

Koordinator Prakirawan BMKG Tanjung Perak Adi Hermanto menegaskan bahwa informasi Indonesia bakal mengalami gelombang panas alias heat wave adalah hoaks. ”Hoax ya. Pesan itu diproduksi berulang terus,” katanya kemarin (17/5).

Adi menjelaskan, gelombang panas umumnya hanya terjadi di lintang menengah hingga tinggi. Sedangkan posisi Indonesia berada di lintang rendah/ekuator. ”Jadi, kecil kemungkinan terdampak oleh gelombang panas,” sambungnya.

Layaknya negara ASEAN, kata Adi, Malaysia juga masuk wilayah tropis, sehingga kecil kemungkinan terjadi heat wave. Gelombang panas, lanjut dia, tidak terjadi di negara tropis. Jadi, kecil kemungkinan ada lonjakan suhu secara tiba-tiba sampai lebih dari 5 derajat Celsius. ”Baiknya saring informasi dulu. Jangan buru-buru disebar,” imbaunya.

Akun Twitter resmi milik BMKG juga menjelaskan soal isu panas terik yang dirasakan beberapa daerah di Indonesia. Dalam utas tersebut, @infoHumasBMKG menyebut panas terik yang terjadi di wilayah Indonesia bukan fenomena gelombang panas. Menurut WMO (World Meteorological Organization), gelombang panas merupakan fenomena kondisi udara panas yang berkepanjangan selama lima hari atau lebih secara berturut-turut. Suhu maksimum harian lebih tinggi daripada suhu maksimum rata-rata hingga 5 derajat Celsius atau lebih. Fenomena gelombang panas itu biasanya terjadi di wilayah lintang menengah-tinggi seperti wilayah Eropa dan Amerika.

”Sedangkan yang terjadi di wilayah Indonesia adalah fenomena kondisi suhu panas/terik dalam skala variabilitas harian.” Begitu keterangannya pada 8 Mei 2022. Anda dapat membacanya di bit.ly/HoaxGelPanas. (zam/c19/jun/luc/k16)

 

FAKTA

Suhu panas atau terik di Indonesia tidak berkaitan dengan gelombang panas alias heat wave.

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X