Denyut MTQ

- Sabtu, 21 Mei 2022 | 13:33 WIB

Bambang Iswanto

 

Pemerintahan Orde Baru dikenal sebagai masa suram perjalanan demokrasi di Indonesia. Kebebasan berpendapat diredam. Pers dibungkam dengan ancaman dibredel jika memberitakan hal negatif tentang pembangunan. HAM sering diinjak atas nama stabilitas pembangunan. Pemilu pun dipaksakan muncul agar negara ini disebut sebagai negara demokrasi, padahal yang dibangun adalah demokrasi semu.

Namun, tidak arif rasanya menilai semua yang dilakukan pemerintah saat itu jauh dari apa yang diinginkan masyarakat. Masih banyak hal positif yang dirasakan masyarakat dan dikenang sebagai peninggalan yang susah dirasakan saat ini. Satu di antaranya bagaimana pemerintah menggerakkan segenap kemampuannya untuk mensyiarkan Al-Qur’an dengan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ).

Siapa yang hidup di masa Orde Baru tidak kenal dengan Mars MTQ? “Gema Musabaqah Tilawatil Qur’an, Pancaran Ilahi...” merupakan penggalan awal mars MTQ. Di era 80-an, hampir seluruh lapisan masyarakat Indonesia, hafal dengan mars tersebut. Jika tidak seluruhnya, minimal intro dan potongan awal syairnya.

Orang dewasa, remaja, bahkan anak-anak akrab dengan lagu ini. Terlebih di saat menjelang perhelatan MTQ dilaksanakan. TVRI sebagai satu-satunya media audio-visual saat itu, menayangkannya berulang-ulang. Tidak ketinggalan RRI, sampai dengan radio-radio non-pemerintah turut mengiklankan peristiwa rutin tersebut.

Masyarakat sudah diberi tahu sejak awal tentang akan diselenggarakannya MTQ. Bukan hanya media massa, umbul-umbul dan spanduk seolah seragam menyambut gegap gempita terlaksananya MTQ. Seluruh jajaran pemerintah dan swasta seakan berlomba menyukseskan penyelenggaraan syiar Qur’an ini. Masyarakat berbondong-bondong menonton perlombaan dan menikmati keindahan yang dihadirkan Al-Qur’an.

Itu dulu. Beda dengan sekarang. Kehadiran MTQ tidak dirasakan lagi gaung dan gemanya. Tidak ada tayangan iklan di TV-TV yang menggaungkan iklan berulang-ulang. Yang ada hanya serpihan berita kecil. Tenggelam di antara berita-berita tentang kehidupan artis yang tidak penting, berita perseteruan sisa-sisa perbedaan pilihan politik yang pertarungannya sudah lama usai, dan berita-berita kriminal atau hoaks.

Pelaksanaan MTQ yang tinggal beberapa hari di ibu kota Bumi Etam, Samarinda, hampir tidak terlihat gaungnya. Seperti tidak ada event apa-apa. Padahal, Samarinda saat ini melaksanakan satu hajat besar mensyiarkan Al-Qur’an level provinsi. Pesertanya terpilih dari seluruh kabupaten kota se-Kalimantan Timur yang berkompetisi menjadi terbaik dalam lomba-lomba yang mengeksplorasi keagungan, dan keindahan Al-Qur’an serta penguraian maknanya.

Hampir bisa dipastikan, mayoritas masyarakat banyak belum tahu tentang MTQ, terlebih generasi milenial. Alih-alih hafal mars, bendera, dan logo. Kepanjangan MTQ saja belum tentu bisa banyak yang menjawabnya. Belum lagi jika pertanyaan diteruskan dengan, apa saja yang ada di penyelenggaraan MTQ.

Coba tanyakan kepada khalayak, kapan final Liga Champion? Liverpool ataukah Real Madrid yang meraih trofi kompetisi antarklub paling bergengsi di Benua Biru. Atau pertanyaan negara mana yang menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 ini?

Kemungkinan besar mereka bisa menjawab dengan fasih. Tidak usah pertanyaan yang jauh dari negeri sendiri. Pertanyaan tentang apa itu Pekan Olahraga Nasional (PON) atau Pekan Olahraga Daerah? Kemungkinan besar banyak yang bisa menjawab dengan fasih.

Begitupun jawaban atas event olahraga yang lebih luas seperti SEA Games yang saat ini sedang berlangsung, Asian Games, dan olimpiade olahraga.

Fakta di atas paradoks dengan MTQ. MTQ sebagai representasi perlombaan yang berdimensi spiritual, ketika disandingkan dengan perlombaan-perlombaan olahraga yang berdimensi fisik dan raga, berjalan tidak seiring. Perlombaan olahraga memiliki gaung yang lebih besar, meriah, dan semarak.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X