Kunjungan Sudah Naik 60 Persen, Tapi Puluhan Pedagang Tunggak Retribusi

- Jumat, 20 Mei 2022 | 14:22 WIB
Kunjungan di Pasar Inpres Kebun Sayur Balikpapan selama dua pekan belakangan naik 60 persen.
Kunjungan di Pasar Inpres Kebun Sayur Balikpapan selama dua pekan belakangan naik 60 persen.

BALIKPAPAN - Kunjungan di Pasar Inpres Kebun Sayur Balikpapan selama dua pekan belakangan naik 60 persen. Hal ini berdampak positif untuk 223 pedagang di lokasi tersebut. Penjualan membaik terutama bagi pedagang pakaian serta aksesori berupa tas maupun pernak-pernik khas Kaltim. Sedangkan untuk pedagang perhiasan masih belum begitu meningkat.

Dua pekan ini, perputaran uang di dalam Pasar Inpres Kebun Sayur diperkirakan mencapai Rp 200 juta. Ditambah lagi, kunjungan tidak hanya dari golongan masyarakat umum tapi juga para pejabat beberapa daerah sudah datang kembali.

Kunjungan pejabat atau pihak dari DPRD berbagai daerah ada, terbaru dari DPRD Enrekang kini tengah mengunjungi Balikpapan. Masyarakat juga banyak, baik dari Kaltim, Kalsel dan Kaltara maupun Sulawesi hingga Jawa.

“Kunjungan bisa bertahan 60-70 persen tiap bulannya saja sudah bagus. Karena memang kondisi belum begitu stabil. Walau sudah bisa terbang kan ada persyaratan vaksin dan harga tiket pesawat juga naik, jadi kunjungan masih tertahan,” ucap Kepala UPTD Wilayah I Dinas Perdagangan Balikpapan Normaniah, Selasa (17/5).

Lebaran dan cuti bersama tahun ini diakui sangat berimbas positif terhadap pendapatan kota secara umum. Terutama sektor pariwisata. Hanya, dikarenakan belum meratanya pendapatan, alhasil pedagang yang masih sepi belum mampu membayar retribusi. Tidak hanya satu atau dua orang pedagang, nyatanya lebih dari 50 orang pedagang menunggak. Baik bulanan hingga lebih.

“Masih ada yang menunggak tiga bulan sampai setahun, sebab pendapatan belum tetap. Meski pengunjung yang datang rombongan kan tidak semua beli dan tidak membeli di semua toko,” ungkapnya. Pengenaan retribusi berbeda-beda, mulai Rp 144 ribu sampai Rp 1,9 juta.

Mengenai revitalisasi, hingga sekarang belum dilakukan perombakan hanya rehab, tapi pun tidak besar. Pasar Inpres Kebun Sayur membutuhkan revitalisasi supaya pengunjung dan pedagang berjualan lebih nyaman. Sehingga, pendapatan pun lebih banyak.

Pedagang maupun pengunjung saat diwawancara awak media juga mengemukakan kebutuhan shuttle khusus, di mana para tamu khususnya yang menginap di hotel bisa bertandang langsung kemari. Mengenai itu, Norma juga mendukung. Hanya saja keputusan ditentukan oleh pemerintah daerah.

Hal yang masih jadi tantangan kini, kata Norma, selain penjualan masih belum menentu ialah penggunaan aplikasi pembayaran retribusi maupun QRIS dalam transaksi pedagang dengan pembeli. Sebab, kebanyakan pedagang ialah para senior atau sesepuh yang berusia senja. Mereka terhambat menggunakan aplikasi dan lebih menyukai pembayaran secara manual atau cash.

“Modernisasi memang tidak bisa dibendung, tapi memang kalau diterapkan sekarang belum bisa maksimal. Kemungkinan 10 tahun lagi baru bisa diterapkan,” ungkapnya.

Norma berharap, seiring perkembangan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN), Pasar Inpres Kebun Sayur juga bisa memiliki wajah baru. Revitalisasi dapat dikerjakan secara perlahan. Perekonomian masyarakat maupun pedagang semakin membaik dibandingkan dua tahun lalu, akibat Covid-19 yang membuat penjualan sangat lesu.

Pasar Inpres Kebun Sayur dapat menjadi tujuan utama bagi pelancong dari luar daerah. Fasilitasnya pun semakin dikembangkan. Ketua Persatuan Pedagang Pasar Inpres Kebun Sayur Muhammad Amin menambahkan, dua kali puasa dan Lebaran harga barang dagangannya berupa perhiasan, batu dan berlian tidak berubah.

Stok barang yang tersedia masih banyak. Sehingga, dia belum berani melakukan permintaan kepada produsen. Harga perhiasan, khususnya berlian di luar negeri kini mengalami kenaikan. Dari itu, dia masih bertahan untuk tidak menambah stok baru. Walau beberapa model telah habis dan kerap repeat order.

“Permintaan harga berlian seperti dari Kolombia masih tinggi. Terutama untuk cincin,” sebutnya. Satu cincin dengan satu karat berlian Kolombia dibanderol mulai Rp 30-50 juta, bergantung ukuran dan model berlian. (ndu/k15)

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X