Wabah PMK membuat pengusaha dan peternak sapi di Balikpapan mengalami kerugian yang tidak sedikit. Pasalnya, saat ini pengiriman ternak sapi dari Pulau Jawa harus dihentikan sementara.
BALIKPAPAN- Pengusaha peternakan sapi dan kambing di Kota Minyak kini terpaksa gigit jari karena terimbas dampak wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang kini menyerang sapi ternak di Pulau Jawa.
Owner BK Farm Muhamad Abduh Khudu, salah satu peternak sapi di Balikpapan mengatakan, munculnya wabah PMK mengakibatkan peternak sapi di Balikpapan terpaksa harus menghentikan sementara pengiriman sapi dari Pulau Jawa.
"Selain itu, puluhan ekor sapi milik peternak sapi di Balikpapan yang dikembangkan di Pulau Jawa juga tidak bisa disalurkan kepada pembeli di Kalimantan dan Sulawesi," katanya, Selasa (17/5).
Abduh menjelaskan, akibat wabah PMK ini, peternak sapi di Kota Balikpapan mengalami kerugian yang tidak sedikit. Pasalnya, saat ini pengiriman ternak sapi dari Pulau Jawa terpaksa harus dihentikan sementara.
“Sementara dana kami senilai ratusan juta rupiah telah disalurkan untuk biaya perawatan dan pengembangan ternak sapi di Pulau Jawa. Namun, sapi yang seharusnya dikirim ke Balikpapan pada Mei ini, terpaksa tak bisa kami terima," jelasnya.
Sebelum ini, Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan (DP3) Kota Balikpapan telah menutup sementara jalur distribusi sapi dan kambing dari luar daerah. Upaya ini guna mencegah munculnya penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak di Balikpapan.
Kepala DP3 Kota Balikpapan Heria Prisni mengatakan, pihaknya telah melakukan penutupan sebagai langkah antisipatif.
“Kendati Balikpapan tidak termasuk daerah pandemik PMK tapi tetap harus waspada. Kami menutup sementara jalur distribusi sapi maupun kambing dari luar daerah. Ini berlaku sejak pekan lalu,” tuturnya.
Kembali ke Abduh, menurutnya, wabah PMK yang menyerang hewan ternak jenis sapi ini, membuat para peternak sapi di Balikpapan untuk sementara tak bisa menyalurkan sapi dagangannya kepada pembeli.
“Untuk sementara ini, kami belum bisa menyalurkan pesanan sapi ke pembeli yang menjadi langganan. Wabah PMK ini praktis membuat peternak mengalami kerugian cukup besar," ujarnya.
Di sisi lain, pengusaha dan peternak kini berharap wabah PMK ini tak mengganggu pasokan jelang Hari Raya Kurban.
Sebab, kebutuhan hewan ternak jenis sapi memuncak pada momen Iduladha mendatang. Jika wabah PMK di Pulau Jawa tak juga terhenti, lanjut Abduh, para peternak dan pengusaha terpaksa harus mendatangkan sapi dari Pulau Bali dan Sulawesi.
Mengingat, pengalaman dari tahun-tahun sebelumnya, stok sapi lokal yang ada di Balikpapan tak mampu memenuhi kebutuhan untuk momen Iduladha. (ms/k15)
AJIE CHANDRA
[email protected]