Menulis dengan Idealisme, Sampaikan Nasihat secara Tersirat

- Jumat, 20 Mei 2022 | 10:22 WIB
Syafruddin Pernyata (kiri) dan Sekprov Kaltim Sri Wahyuni.
Syafruddin Pernyata (kiri) dan Sekprov Kaltim Sri Wahyuni.

Sebagian besar anak bangsa di penjuru negeri diyakini menggemari cerita. Hanya media ungkapnya saja yang berbeda.

 

DUITO SUSANTO, Samarinda

 

DI lapak kecil berimpitan dengan Bioskop Mahakama di Jalan Pulau Irian Samarinda, Syafruddin Pernyata kecil menyemai bibit-bibit literasinya. Buku-buku dagangan ayahnya yang bekerja sebagai tukang cukur menjadi pupuknya. Sehari-hari, dia mengasupi pikirannya dengan aneka bacaan.

“Saya sudah membaca buku Demokrasi Kita-nya Muhammad Hatta sejak umur 13 tahun,” kenang Syafruddin saat ditemui Rabu (11/5).

Koleksi bacaan ayahnya lumayan banyak. Sebagian besar tentang agama. Juga karya-karya milik Hamka. Ayahnya juga beberapa kali memilihkan bacaan untuk Syafruddin. Seperti Merantau ke Deli dan Di Bawah Lindungan Ka’bah karya Hamka. “Bapak itu sekolahnya kelas tiga SR (sekolah rakyat), tapi dia doyan baca,” kisah pria kelahiran Loa Tebu, Tenggarong, Kukar, itu.

Syafruddin merasa kemampuan literasi ayahnya tergolong hebat. Kendati tak banyak menulis, ayahnya gemar mencatat momen-momen penting. Seperti kelahiran anak, cucu, dan kerabat. Salah satu catatan ayahnya yang baru-baru ini ditemukan Syafruddin berbunyi begini; Syafruddin telah dapat membeli baju atau celana baru dari hasil penjualan limus di Samarinda.

Catatan dengan tulisan tangan pada 6 Juli 1969 itu membuat Syafruddin menangis saat menemukannya. “Jarang orangtua bisa begini,” tutur dia.

Didukung literasi yang baik, Syafruddin mulai memberanikan diri tampil pada lomba-lomba. Sekitar 1973, pria yang menjabat kepala Dinas Pariwisata Kaltim pada 2017-2018 itu unjuk kemampuan lewat ajang membaca puisi tingkat SMP. Menang. Lalu ketagihan. Ikut lagi deklamasi puisi. Gagal. Sebab, di tengah deklamasi, dia lupa sebagian puisi karya Chairil Anwar yang dibawakannya. “Saya naaaangis,” ujar dia lantas tersenyum. “Cerita sama Bapak. Dia bilang, biasa aja itu,” lanjut Syafruddin terkekeh.

Kegemaran membaca bermuara pada keinginan menulis. Dimulai dengan menggubah puisi. Pada 1975, Syafruddin mengambil kelas menulis jarak jauh untuk menjadi wartawan yang diselenggarakan Elsinar. Bahan dikirim via pos dari Pematang Siantar. Hasilnya ditumpahkan pada majalah dinding sekolah. Terbit mingguan sebanyak 20 halaman folio. “Untuk menumpahkan kesenangan menulis puisi dan cerpen,” ujar ayah dari lima anak itu.

Karya-karya mulai dikirimkan ke media massa seperti Majalah Anita dan majalah remaja; Gadis. Dulu, kenang Syafruddin, ada album cerpen Anita, album cerpen Merapi, dan album cerpen ringan. Honornya Rp 25 ribu setiap kali terbit. “Saya ngirimnya pakai perangko balasan. Supaya karya yang tidak terbit bisa dikembalikan,” sebut dia.

Lantaran sudah bergelut di dunia kewartawanan sebagai redaktur di Majalah Mingguan Sampe, Syafruddin mafhum bahwa persepsi pengampu halaman fiksi juga berbeda-beda. Dia juga meyakini unsur pertemanan bisa menjadi penentu terbit atau tidaknya karya yang dikirim. Sehingga, dia menyiasati dengan membangun hubungan baik dengan awak redaksi.

Seperti misalnya dengan Yani Wulandari, pengarang cerpen dari Tabloid Cemerlang. Untuk mendekatinya, Syafruddin berkirim naskah disertai surat yang ditulis tangan, “Mba Yani, saya Syafruddin Pernyata, pengagum cerita pendek Mba Yani. Saya sekarang juga menulis. Ini naskahnya saya kirim”.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Nur Anisa Hasrat Berikan yang Terbaik

Senin, 22 April 2024 | 13:45 WIB

Layar Kaltim Pantang Terlena

Senin, 22 April 2024 | 12:45 WIB

Menang di Shanghai, Ini Kata Max Verstappen

Senin, 22 April 2024 | 10:10 WIB

Tinjau Langsung Perkembangan Atlet

Sabtu, 20 April 2024 | 17:10 WIB

Serasa Membalap di Atas Es

Sabtu, 20 April 2024 | 14:35 WIB

“Bukan Saya yang Indisipliner”

Jumat, 19 April 2024 | 16:00 WIB

KBL Kembali Digulirkan Akhir Pekan Ini

Jumat, 19 April 2024 | 15:00 WIB

Ingin Gelar Kejuaraan Paralayang Dunia di Kotabaru

Jumat, 19 April 2024 | 14:30 WIB

Karate Fokus Mengasah Psikis

Selasa, 16 April 2024 | 11:30 WIB

Duka Olahraga Kaltim, Polo Berpulang

Selasa, 16 April 2024 | 10:50 WIB
X