PARIS – Tingkat polusi menyumbang angka kematian banyak penduduk dunia. Sebanyak 9 juta penduduk global meninggal akibat polusi pada 2019. India menjadi penyumbang angka mortalitas tertinggi jika dibandingkan dengan negara lain.
Berdasar penelitian yang dirilis The Lancet (18/5), ada 2,3 juta penduduk India yang meninggal prematur karena polusi. Sebanyak 1,6 juta di antaranya karena polusi udara dan lebih dari 500 ribu orang karena polusi air.
Angka kematian yang dipicu jenis polusi terkait dengan kemiskinan ekstrem memang menurun. Misalnya, karena polusi asap dan limbah air rumah tangga. Meski begitu, kematian akibat polusi industri dan bahan kimia beracun seperti yang berasal dari asap kendaraan justru meningkat. Itu membuat angka rata-rata kematian menjadi stagnan.
Limbah buatan manusia di udara, air, dan tanah memang jarang membunuh orang secara langsung. Namun, ia dapat memicu penyakit jantung, kanker, masalah pernapasan, diare, dan penyakit serius lainnya. Polusi dianggap sebagai ancaman eksistensial bagi kesehatan manusia dan planet serta membahayakan keberlanjutan masyarakat modern.
’’Dampak polusi terhadap kesehatan global tetap jauh lebih besar daripada dampak perang, terorisme, malaria, HIV, TBC, narkoba, dan alkohol,’’ bunyi penggalan laporan The Lancet itu, seperti dikutip Agence France-Presse. Sekitar 90 persen kematian akibat polusi terjadi di negara-negara dengan penghasilan menengah ke bawah.
Pemerintah India sejatinya telah berusaha menekan tingkat polusi. Pada 2016 Perdana Menteri (PM) Narendra Modi meluncurkan skema Pradhan Mantri Ujjwala Yojana. Dalam program tersebut, pemerintah membantu para perempuan di pedesaan agar bisa memasak dengan gas, bukan cara tradisional dengan membakar kayu lagi. Namun, cara itu sepertinya kurang manjur.
’’India telah mengembangkan instrumen dan peraturan untuk mengurangi sumber polusi, tapi tidak ada sistem terpusat untuk mendorong upaya pengendalian polusi dan mencapai peningkatan substansial,’’ bunyi penelitian tersebut.
WHO mengungkapkan, sekitar 93 persen wilayah di India memiliki angka polusi yang jauh di atas rata-rata dunia. Kota-kota di India rutin mendominasi peringkat polusi global. Hasil riset di AS menyebutkan bahwa lebih dari 480 juta orang di wilayah utara India menghadapi tingkat polusi udara paling ekstrem.
Sesuai petunjuk WHO, batas angka polusi adalah 10 mikrogram per meter kubik. Namun, pada 2019, rata-rata polusi di India adalah 70,3 mikrogram per meter kubik. Itu merupakan yang tertinggi di dunia.
Data Warga Malaysia Dijual di Dark Web
Sementara itu, pemerintah Malaysia tengah disorot. Itu karena muncul informasi 22,5 juta data penduduk yang lahir antara tahun 1940–2004 telah dicuri dari Departemen Registrasi Nasional (NRD). Data tersebut dijual di dark web.
Portal lokal Amanz mengungkapkan, data berukuran 160 GB itu dijual seharga USD 10 ribu atau setara Rp 147,02 juta. Penjual mengklaim data tersebut lebih lengkap dan luas ketimbang yang dia jual September tahun lalu. Saat itu datanya hanya sampai penduduk kelahiran 1998.
Dua kebocoran itu terjadi karena pelaku meretas data NRD via MyIdentity API. Yakni, platform berbagi data terpusat yang digunakan berbagai instansi pemerintah.