BALIKPAPAN- Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang kini menyerang ribuan ternak sapi di Pulau Jawa berpotensi terhadap pasokan sapi saat momentum Iduladha. Terutama jika wabah tersebut tak kunjung bisa dituntaskan
Kepala Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan Heria Prisni, mengatakan, peak season atau puncak permintaan sapi dan kambing ada pada masa Iduladha. Perlu dikhawatirkan, jika status PMK tak cepat teratasi bakal mengganggu pasokan sapi dan kambing yang menjadi hewan kurban pada Hari Raya Kurban.
Apalagi sampai saat ini, jalur distribusi hewan ternak dari luar daerah masih ditutup. “Sampai saat ini, kami masih menutup akses hewan ternak sapi dan kambing masuk ke Balikpapan. Kami belum tahu kebijakan ini berlaku sampai kapan. Karena di Jawa wabah PMK ini masih ada. Dan ratusan ekor sapi bahkan mati,” terangnya.
Ia memproyeksi, jika tidak ada perubahan sampai mendekati Iduladha, dipastikan pasokan sapi ke Balikpapan akan jauh berkurang.
Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan menganalisis nantinya, Balikpapan akan kekurangan sekitar 950 ekor sapi.
Berdasarkan tahun sebelumnya, kebutuhan sapi saat momentum Iduladha mencapai 2.900 ekor, dengan asumsi cakupan 95 persen. Sehingga, kebutuhan tahun ini mencapai 3.050 ekor. Sampai saat ini, belum ditemukan wabah PMK di Balikpapan.
Di sisi lain, ketersediaan sapi di peternak Balikpapan sampai saat ini hanya ada sekitar 1.100 ekor sapi. Pasokan memang mayoritas dari Sulawesi. Namun, adanya PMK ini tentu jadi atensi pihaknya apalagi jelang Iduladha. (ms/k15)
AJIE CHANDRA
ajie.chandra@kaltimpost.co.id