Dahlan Iskan kembali menginjakan kakinya ke Kampus Universitas Mulawarman kota Samarinda. Mantan Menteri BUMN ini menyempatkan berbincang dengan Rektor Prof Masjaya, bagaimana perjalanan Perguruan Tinggi Nasional terbesar di Kaltim dan peran apa nantinya dijalankan saat berdiri Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Dahlan pun mengingat kampus Unmul yang lama.
"Saya harus minta maaf, karena baru kali ini saya ke kampus Universitas Mulawarman di Samarinda. Sebetulnya, tidak baru. Tapi, saya baru kesini (Gunung Kelua). Dulu saya di Samarinda akrab sekali dengan Universitas Mulawarman kampusnya di kota Jl Flores. Sekarang saya ke kampus Unmul di Gunung Kelua," jelas Dahlan Iskan.
Dahlan menyampaikan itu saat membuka Ngobrol dan ngopi santai Prof Masjaya bersama Dahlan Iskan, Selasa (17/5/2022). Ia mengungkapkan kekagumannya atas kemajuan kampus Unmul yang luar biasa.
Kampus Unmul di Gunung Kelua, diingat oleh Dahlan, dulunya bukan bagian kota Samarinda. Namun, seperti kawasan transmigrasi yang tak dikenal.
Dan bertemu dengan Rektor Unmul Prof Masjaya. Kesan pertama yang ditangkap oleh Dahlan, bahwa seorang Rektor memiliki logat Makassar Sulawesi Selatan namun namanya khas orang Jawa dengan satu suku kata.
Unmul yang kini miliki 38 ribu mahasiswa aktif, juga membuat Dahlan terkejut. Bahkan, Unmul urutan nomor 2 di kawasan Indonesia Timur setelah Universitas Hasanuddin dalam akreditasi Perguruan Tinggi.
"Saya hampir tidak percaya hingga bertanya berkali-kali. Apa betul, apa betul, apa betul Universitas Mulawarman nomor dua setelah Universitas Hasanuddin," ujar Dahlan.
Tak lupa juga, Dahlan mengagumi Fakultas Kehutanan yang sangat maju dimiliki Unmul dibanding Perguruan tinggi lainnya.
Prof Masjaya menjelaskan bahwa Fakultas Kehutanan Unmul kini fokus bidang tropis hutan lebat. Dan, seluruh Fakultas lainnya di Unmul mesti memahami tentang Kehutanan.
Dahlan pun bercerita dirinya telah menulis berseri tentang Unmul miliki Fakultas Kehutanan yang kuat dan berharap ada hutan khas Kaltim di kawasan IKN dengan melibatkan Unmul.
Dikatakan Prof Masjaya, IKN dirancang menjadi Forest City untuk daya tarik bagi dunia internasional. Rancangan IKN, kini terus berjalan dengan menggabungkan unsur-unsur terbaik tiga pemenang desain IKN.
"Penggabungan rancangan IKN ini oleh Dinas PUPR," ujar Prof Masjaya.
Pemindahan IKN dari Jakarta ke Kaltim, menurut Prof Masjaya, untuk mencegah tak terulang kembali terjadi masalah ibukota Negara saat ini. Tak ketinggalan, IKN diharapkan oleh masyarakat sekitar ada unsur kearifan lokal, Dayak, Paser, Kutai, Bugis dan Jawa.
"Secara detail IKN tidak terlihat secara vulgar (budaya lokal), tapi secara umum dari PUPR bahwa ini keragaman Indonesia. Namun, saat perlombaan desain IKN, sudah mengakomodir kearifan lokal," kata Prof Masjaya.
IKN juga diusulkan oleh Fakultas Kehutanan Unmul memiliki hutan khas endemik Kalimantan seperti pohon kayu ulin dan bengkirai walaupun membutuhkan waktu lama membangunnya.
"Untuk Kehutanan di IKN, melibatkan Kementerian Kehutanan Lingkungan Hidup," kata Prof Masjaya.
Selain Fakultas Kehutanan yang dikagumi, Dahlan juga mengungkapkan rasa penasaran terhadap Fakultas Kedokteran yang sejak lama dibuka di Unmul.
Menanggapi itu, Prof Masjaya bercerita Fakultas Kedokteran Unmul sudah ada sejak tahun 2000. Lahir atas dasar kebutuhan tenaga dokter di Kaltim, sehingga Pemerintah Provinsi kala itu berinisiatif membantu pembiayaan berdiri Fakultas tersebut.
Awal pendirian Fakultas Kedokteran Unmul, Pemprov Kaltim menggandeng Universitas Brawijaya, Universitas Airlangga dan Universitas Hasanuddin.