Berdasarkan survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) yang dirilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019, Indonesia menempati ranking ke-62 dari 70 negara berkaitan dengan tingkat literasi, atau berada 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah.
KATADATA Insight Center (KIC) dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melakukan survei tentang literasi digital Indonesia pada 2021, hasilnya indeks literasi digital Indonesia berada di level 3,49 pada 2021. Angka tersebut menempatkan indeks literasi digital Indonesia masih berada dalam kategori sedang dengan skala skor indeks 0-5. Terdapat empat pilar yang menjadi komponen dalam penghitungan indeks literasi digital tersebut.
Atas dasar hal itu, Danrem 091 ASN Brigjen TNI Dendi Suryadi mengajak masyarakat Bumi Etam, khususnya generasi milenial untuk meningkatkan minat baca serta literasi digital. Apalagi pada 17 Mei ini bertepatan dengan Hari Buku Nasional.
"Kita tahu bahwa buku itu adalah jendela dunia. Dengan rajin membaca baik buku fisik maupun digital, diharapkan akan mampu mengantisipasi kemajuan teknologi dan sosial budaya yang begitu dinamis," ungkap perwira tinggi TNI yang merupakan putra daerah tersebut. Apalagi menyambut tentang ibu kota negara (IKN), sudah jadi ketentuan sumber daya manusia Kaltim harus lebih baik. “Sehingga nanti tidak hanya menjadi penonton di rumah sendiri,” tambahnya.
Dia meyakinkan, pemerintah pusat punya good will yang sangat kuat untuk melibatkan putra daerah sebagai bagian dari kearifan lokal. “Tetapi kita juga harus mampu meyakinkan dengan menambah wawasan dan kemampuan SDM. Cara yang paling akurat dalam peningkatan SDM adalah dengan menumbuhkan budaya literasi,” bebernya.
Dendi Suryadi yang juga putra asli Kutai itu berpesan agar para orangtua dapat menghidupkan budaya membaca untuk anak-anak mereka. "Akhirnya nanti timbul multi-efek terhadap peningkatan kesejahteraan sosial kita," pungkasnya. (dra/k8)