Recovery operasional kilang Balikpapan terus dilakukan Pertamina untuk memastikan plant 5 yang terbakar kembali beroperasi maksimal. Sebelumnya, Plant 5 memproduksi komponen yang diperlukan dalam menghasilkan BBM beroktan tinggi seperti pertamax.
BALIKPAPAN-Kebakaran di area kilang minyak Balikpapan pada Minggu (15/5), bukan peristiwa pertama sejak adanya revitalisasi kapasitas produksi kilang. Berdasarkan catatan Kaltim Post, dalam empat tahun terakhir, sudah empat kali terjadi kebakaran di area kilang. Namun hingga kini, belum ada kesimpulan pasti mengenai penyebab rentetan kebakaran tersebut yang disampaikan Pertamina ke publik.
Sebelumnya, peristiwa pertama terjadi pada 15 Agustus 2019. Laporan kebakaran berawal dari salah satu pipa di area Kilang Balikpapan yang terbakar sekira pukul 09.30 Wita. Percikan api diduga muncul saat dilakukan perbaikan pipa. Menggunakan media foam atau busa dan air, api berhasil dipadamkan sekitar pukul 12.15 Wita. Hingga saat ini, belum ada rilis resmi dari Pertamina mengenai penyebab kebakaran itu.
Kurang dari dua tahun pasca kejadian pertama, insiden serupa kembali terjadi pada 26 Maret 2021. Kali ini percikan api dilaporkan muncul pada cooler box (bak pendingin air) di area Kilang Balikpapan sekira pukul 08.42 Wita. Tak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Setahun kemudian, tepatnya pada 4 Maret 2022, percikan api atau flash terjadi pada inlet pipa finfan cooler Hydrocracker B kilang Balikpapan sekira pukul 10.30 Wita. Sampai saat ini, belum ada keterangan pers resmi terkait peristiwa itu.
Hingga kemudian kembali terjadi peristiwa serupa yang keempat kalinya pada 15 Mei 2022. Menurut Pertamina, kobaran api muncul di Plant 5, Unit Hydro Skimming Complex sekira pukul 10.31 Wita. Butuh waktu satu jam bagi Pertamina memadamkan api. Peristiwa ini mengakibatkan satu pekerja kontraktor meninggal dunia. Kemarin pagi, jenazah korban sudah dipulangkan ke kampung halaman di Sumatera Utara didampingi tim dari PT Pertamina. Sementara 3 korban lainnya yang merupakan pekerja Pertamina menjalani perawatan intensif di RS Pertamina Balikpapan (RSPB) karena luka bakar ringan pada tangan dan kaki. Sementara dua korban lainnya yang merupakan pekerja kontraktor mengalami luka ringan dan dirawat di Poliklinik Pertamina. Rentetan kebakaran di area objek vital nasional itu menjadi atensi publik. Termasuk kepolisian. Diharapkan, dari hasil pemeriksaan forensik penyebab kebakaran terungkap agar menjadi evaluasi sehingga kejadian serupa tak terulang.
Dikonfirmasi Kaltim Post, Kabid Humas Polda Kaltim Kombes Yusuf mengungkapkan, Polda Kaltim bekerja sama dengan Tim Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri Cabang Surabaya, akan menyelidiki penyebab kebakaran yang menewaskan satu pekerja dari mitra Pertamina. Olah tempat kejadian perkara (TKP) direncanakan dilaksanakan hari ini (16/5). “Tim tersebut akan datang. Langsung melaksanakan olah TKP di lokasi. Dan melakukan penyelidikan,” katanya kemarin. Yusuf masih belum bisa menyampaikan dugaan sementara penyebab kebakaran di Kilang Balikpapan yang merupakan kebakaran kedua kalinya sepanjang tahun ini. “Kami mohon doanya dan bersabar. Agar proses penyidikan ini bisa berjalan dengan cepat dan baik. Sehingga bisa terungkap, apa penyebab kebakaran tersebut,” ungkapnya.
Terpisah, dalam keterangannya kemarin, Area Manager Communication, Relation & CSR Kilang Balikpapan Ely Chandra mengatakan, Kilang Balikpapan sudah beroperasi normal kecuali unit Plant 5 yang terbakar. Untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) yang diproduksi Kilang Balikpapan, maka Pertamina RU V melakukan pengaturan produksi dari unit plant lain. “Kami dari RU V Balikpapan, telah melakukan koordinasi dengan teman-teman pemasaran, untuk memastikan ketersediaan BBM di masyarakat dapat terjamin,” ucapnya.
Ely menerangkan, Plant 5 memproduksi HOMC (high octane mogas component), komponen yang diperlukan untuk menghasilkan BBM beroktan tinggi seperti pertamax.
Lanjut dia, pihaknya masih memiliki stok BBM pada tangki lain yang akan dioptimalkan pada masa pemulihan Plant 5. Sementara kondisi masyarakat di sekitar Kilang Balikpapan, juga sudah normal. “Plant 5 ini memang terletak di tengah kilang. Jadi memang kalau dilihat, jauh dari permukiman penduduk. Dan peristiwa kemarin tidak melebar ke mana-mana. Hanya di lokasi tersebut,” ungkap pria berkacamata ini. Mengenai korban yang terdampak kejadian dua hari lalu, Ely menyampaikan jika berjumlah enam orang. Tiga orang di antaranya adalah pekerja Pertamina. Saat ini korban menjalani perawatan di RSPB dengan luka bakar sebesar 10-20 persen. “Kondisinya sudah sangat membaik. Tekanan darah normal dan mereka dalam kondisi sadar,” jelas dia.
Sementara dua korban lainnya adalah mitra tenaga kerja kontraktor Pertamina. Keduanya pun sudah menjalani perawatan di Poliklinik Pertamina dan sudah diberikan rekomendasi untuk pulang ke rumah. “Satu korban meninggal dunia saat ini, kami memastikan bahwa yang bersangkutan akan mendapatkan pelayanan terbaik dengan dampak peristiwa kemarin,” sambungnya. Pasca kebakaran Kilang Balikpapan, pihaknya melakukan dua tahapan. Yakni asesmen untuk memastikan secepat mungkin Plant 5 beroperasi normal. Kemudian secara paralel, melakukan investigasi oleh tim internal Pertamina. Sehingga bisa terungkap permasalahan mendasar apa yang menyebabkan kejadian kebakaran.
“Jadi memang pada saat ini, kami masih berfokus pada dua tahapan tadi. Tentunya selain penanganan korban, kami juga melakukan asesmen dan investigasi lebih lanjut,” tutupnya. (riz)
Rikip Agustani