Pelukis dan Penyair di Pabrik Pupuk

- Selasa, 17 Mei 2022 | 10:06 WIB
PUNYA PERAN VITAL: Pabrik PKT Bontang berdiri di pesisir yang juga dekat dengan permukiman. Keberadaannya menjadi salah satu ikon kota. FOTO DOKUMEN
PUNYA PERAN VITAL: Pabrik PKT Bontang berdiri di pesisir yang juga dekat dengan permukiman. Keberadaannya menjadi salah satu ikon kota. FOTO DOKUMEN

Bagaimana para pelukis dan penyair merespons dinamika industri yang berlangsung di sekitar kerja PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) Bontang? Seperti apakah interaksi itu kemudian tergambar dalam karya-karya mereka? Tidakkah umumnya industri berkecenderungan kapitalistik, berjarak, atau biasa terasing dari kerja-kerja kebudayaan dan kesenian?

 

SYAFRIL TEHA NOER, Samarinda

 

SEMUA itu akan terjawab saat PKT Menyapa Budaya (PMB) usai dihelat di Bontang, 5–9 Juni nanti. Tak kurang dari 15 pelukis dan 9 penyair dari berbagai kota Tanah Air, termasuk Samarinda, Balikpapan, dan Bontang, direncanakan ambil bagian sebagai peserta.

Dari kalangan perupa ada nama-nama semisal Nasirun, Jumaldi Alfi, Ong Hari Wahyu, Putu Sutawijaya, Bambang Herras, plus tiga pelukis dari Bontang, Samarinda, dan Balikpapan–Makian’y Wahid, Uchie Axel, dan Cadio Tarompo. Adapun dari jajaran penyair, antara lain, Joko Pinurbo (Jokpin), Triyanto Triwikromo, Hasan Aspahani, serta Andria Septy (Samarinda), Shopie Razak (Balikpapan), dan Sunaryo Broto (Bontang). Bermukim di Jakarta dan Batam, Hasan berasal dari Kutai Kartanegara.

Butet Kartaredjasa, inisiator dan peserta dalam kelompok pelukis, menyebut PMB adalah reaksi kreatif atas dunia industri dan kebudayaan yang sering dianggap saling memunggungi, bertolak belakang. “Padahal manusia-manusia di jagat industri adalah mahluk budaya yang senantiasa perlu asupan pemikiran dan ekspresi budaya. Salah satunya ekspresi kesenian,” katanya.

Melalui asupan pemikiran dan ekspresi kesenian itulah nilai-nilai kemanusiaan terasah, menjadi lebih peka. Sebetulnya itu bukan hal baru. Tahun 1970-an silam, Pertamina menyapa dan merangkul sejumlah pelukis untuk mengekspresikan hasil interaksi mereka dengan industri perminyakan nasional kala itu ke dalam karya-karya lukis.

-

Butet Kartaredjasa. 

Para pelukis itu, kata Butet, diundang untuk melihat dan menghayati dari dekat kegiatan di kilang-kilang minyak di berbagai sudut Indonesia. Mendengarkan apa yang terjadi, memperoleh informasi seputar peran industri bagi manusia Indonesia. Lalu lahirlah lukisan-lukisan yang secara tematik memberi nuansa baru pada konstelasi seni rupa Indonesia.

“Sebuah industri yang makhluk ekonomi lantas mengambil peran dalam khasanah budaya, yang tidak semata-mata berorientasi pada pendapatan keuntungan finansial, melainkan juga mengandung sentuhan budaya dan kemanusiaan. Dan terbukti di kemudian hari karya-karya itu menjadi koleksi Pertamina yang sangat bernilai,” kata aktor teater yang pelukis itu.

Sebagaimana Pertamina, PKT ternyata menyambut baik gagasan ini. Bagi PKT persinggungan dengan aktivitas kebudayaan dan kesenian sesungguhnya bukan perkara baru. Tahun 1990-an di tengah “belantara” instalasi pabriknya di Bontang berlangsung pergelaran Bontang Gugah, langsung di bawah arahan maestro tari Bagong Kussudiardja. Lalu, tahun 2001, lewat kerja sama Kaltim Post dan Komunitas Ladang, digelarnya pula pementasan teater minikata Rambate Raterata (Bengkel Teater) yang disutradarai begawan teater Rendra. Di situ pula, waktu itu Rendra berceramah sastra dan memberi Kuliah Subuh.

Namun, aktivitas spesifik dalam PMB agaknya memang baru kali ini dilangsungkan. “Ya untuk mengulang sejarah bagus yang pernah dicatatkan Pertamina. Yakni agar PKT juga memberikan kontribusi bernilai ekonomi melalui pendekatan kebudayaan. Melalui kesenian, perusahaan ini akan mengasah nilai-nilai humanitas, dan menggunakan hasil-hasil kreativitas seni sebagai elemen komunikasi, mengimbuh citra positifnya di masyarakat,” papar Butet.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X