SAMARINDA - Kerusakan atau kepunahan sumber daya alam hayati saat ini semakin masif terjadi akibat banyaknya pembukaan lahan baru untuk perkebunan. Sehingga, sejak dini sangat penting bagaimana mewujudkan pelestarian keanekaragaman hayati di sebuah wilayah dan memanfaatkan sumber daya alamnya baik itu spesies, genetik, atau ekosistem.
Untuk itu, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Mulawarman (LP2M Unmul) dan Dinas Lingkungan Hidup Mahakam Ulu melakukan kerjasama penandatanganan Swakelola Profil dan Rencana Induk Pengelolaan (RIP) Keanekaragaman Hayati (KEHATI).
"Kami mengucapkan Terimakasih sebesar-besarnya kepada Dinas LH Mahakam Ulu atas kepercayaannya kepada kami Universitas Mulawarman diwakili PPIG (Pusat Pengembangan Infrastruktur dan Informa GeoSpasial) LP2M Unmul untuk melakukan Kehati," ujar Kepala LP2M Unmul Anton Rahmadi Ph.D, Sabtu (14/5/2022) memberi sambutan acara penandatanganan kerjasama di Gedung LP2M Unmul.
Kebijakan pemberian izin-izin perkebunan di Kaltim salah satunya di Mahakam Ulu, saat ini berada di pemerintah pusat. Hal ini harus menjadi perhatian semua pihak bagaimana kekayaan hayati tak berdampak buruk akibat kegiatan kebun tersebut. Sehingga kajian Kehati ini sangat penting.
"Kajian Kehati ini sangat penting, apalagi Mahakam Ulu berbatasan dengan Malaysia dan Brunei di kawasan heart of Borneo. Bisa jadi dengan kajian ini, dapat menemukan sesuatu yang sangat berharga, hewan-hewan atau tumbuhan yang berevolusi sebagai sumbangsih dunia kita di akademisi untuk publikasi," ujar Anton Rahmadi Ph.D.
Sebelumnya, telah ditemukan hewan badak di perbatasan Mahakam Ulu walaupun kondisinya sudah mati. Untuk itu, kekayaan hayati di Mahakam Ulu yang berbatasan dengan negara luar mesti dijaga. Dan dengan kajian Kehati, diharapkan dapat juga menjawab tantangan di masa depan, apalagi Kaltim ditetapkan menjadi lokasi Ibu Kota Negara (IKN).
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) Solman mengatakan pihaknya menyambut sangat baik atas kerjasama ini untuk pedoman konservasi dan kelestarian keanekaragaman hayati secara berkelanjutan.
"Memang beberapa kali kegiatan ini kami telah usulkan. Apalagi, kami sebagai daerah otonomi yang baru. Syukur, Alhamdulillah. Mudahan kegiatan ini berjalan lancar," ujar Solman.
Solman menambahkan kajian Kehati ini diharapkan nantinya juga bisa dimanfaatkan oleh Perguruan Tinggi lainnya. Ia juga beberapa kali terlibat kegiatan tentang pembangunan IKN oleh Bappenas.
"Dalam kegiatan IKN, saya melihat Rektor Unmul juga terlibat dalamnya. Dan ada wacana Universitas didirikan di IKN untuk mendukung program IKN. Disana nanti ada kampus Unmul. Nanti, ada pertanyaan apakah kita nanti jadi penonton atau pelakunya. Kita harap kita juga terlibat menjadi pelakunya," jelas Solman.