Cuaca Panas Terik Berlangsung Sampai Akhir Mei

- Jumat, 13 Mei 2022 | 13:34 WIB

JAKARTA – Cuaca sepertinya kurang bersahabat akhir-akhir ini. Suhu udara terasa sangat terik di siang hari, seolah Matahari tepat di atas kepala. Bahkan, di malam hari, rasa gerah pun tak terhindarkan. 

Kondisi ini pun diamini oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Berdasarkan data suhu maksimum harian per 09 Mei 2022, suhu udara terukur dengan kisaran 34-36,1 derajat Celcius di sejumlah wilayah. Seperti, Ciputat, Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Kertajati-Jawa Barat, Tegal-Jawa Tengah, Kalimarau-Kalimantan Utara, Sentani-Papua, Palu-Sulawesi Tengah, hingga Kupang-Nusa Tenggara Timur. Di mana, suhu maksimum tertinggi hingga 36,1 derajat Celcius terjadi di wilayah Tangerang-Banten dan Kalimarau-Kalimantan Utara. 

”Umumnya di Jabodetabek, dengan suhu kisaran 35-36 derajat celcius,” ujar Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto saat dikonfirmasi, (12/5). Dia memastikan, kondisi ini bukan merupakan fenomena gelombang panas atau heatwave. Cuaca panas yang terjadi hanyalah variabilitas suhu harian yang disebut Panas Terik.  

Menurutnya, tak ada istilah heatwave di wilayah Indonesia. Terlebih, jika melihat terminologi gelombang panas menurut WMO, yang artinya fenomena kenaikan suhu panas di permukaan Bumi yang terjadi hingga 5 derajat atau lebih dari normalnya. Lalu, kenaikan ini terjadi dalam kurun beberapa hari berturut-turut. 

Kondisi ini, lanjut dia, biasanya terjadi di wilayah lintang menengah/tinggi di sekitar Benua Eropa atau Amerika Serikat. Di mana, kondisi tersebut dipicu oleh dinamika atmosfer di wilayah lintang menengah seperti adanya front atau desakan massa udara yang lingkupnya sangat luas. 

”Sedangkan yang terjadi di wilayah Indonesia berbeda, di mana kondisi suhu panas yang cukup terik merupakan salah satu fenomena cuaca. Dan ini terjadi pada periode-periode pancaroba,” jelasnya. 

Lebih jauh dia menjelaskan, kondisi suhu panas/terik di Indonesia lebih dipengaruhi beberapa faktor. Yakni, pemanasan sinar matahari yang optimum terjadi pada siang hari. Saat ini sendiri, posisi semu matahari sudah berada di Utara Ekuator tapi belum sampai di titik terjauh di Utara yang biasa terjadi pada bulan Juni. Sehingga sinar matahari di wilayah Indonesia pada April-Mei masih cukup signifikan. ”Ini diperkuat juga dengan kondisi cuaca cerah dan tingkat perawanan yang sangat kurang. Hal ini turut memicu juga pemanasan sinar matahari yang optimal,” paparnya. 

Melihat situasi mengingat pada saat ini beberapa wilayah masih mengalami kondisi yang relatif basah dengan kondisi kelembaban yang cukup tinggi, maka kondisi panas yang terjadi saat ini juga dapat menyebabkan kondisi gerah. 

Kondisi ini diperkirakan bakal terjadi sampai pertengahan atau akhir Mei ini. Karenanya, masyarakat diminta untuk terus mewaspadai kondisi tersebut. ”Paling tidak sampai akhir Mei suhu panas seperti saat ini masih perlu diwaspadai,” ungkapnya. 

Terlebih, pada saat pancaroba suhu terik juga terkadang disertai kelembaban yang relatif tinggi. yang kemudian menyebabkan suhu terasa pada siang atau sore adalah panas dan gerah. Karenanya, masyarakat diimbau untuk senantiasa menjaga kondisi stamina tubuh dan kecukupan cairan tubuh. Terutama, bagi yang beraktivitas di luar ruangan pada siang hari. (mia)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Puncak Arus Balik Sudah Terlewati

Selasa, 16 April 2024 | 13:10 WIB

Temui JK, Pendeta Gilbert Meminta Maaf

Selasa, 16 April 2024 | 10:35 WIB

Berlibur di Pantai, Waspada Gelombang Alun

Senin, 15 April 2024 | 12:40 WIB

Kemenkes Minta Publik Waspada Flu Singapura

Minggu, 14 April 2024 | 07:12 WIB

Kemenkes Minta Publik Waspada Flu Singapura

Sabtu, 13 April 2024 | 15:55 WIB

ORI Soroti Pembatasan Barang

Sabtu, 13 April 2024 | 14:15 WIB
X