Plafon lantai dua Gedung Perpustakaan Samarinda sempat ambruk. Bahkan, kondisi itu dipantau langsung saat inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan Wali Kota Samarinda Andi Harun beberapa waktu lalu.
SAMARINDA – Perbaikan akhirnya rampung. Pelayanan perpustakaan sudah bisa kembali normal mulai Senin (9/5). Hendra Irawan selaku staf bidang Cipta Karya Dinas PUPR Samarinda mengungkapkan, perbaikan sudah selesai 100 persen. Bahkan mereka berinisiatif membuat tambahan tangga. "Kemudian waterproof juga dilapis ulang, mumpung ada pekerja di atas. Karena sudah ada tangga, jadi nanti tidak ada lagi alasan tidak melakukan perawatan di atas. Masalahnya kadang ada daun-daun di atas," jelasnya. Pada Juni nanti waktu masa perawatan bakal selesai. Diklaim yang dikerjakan sudah sesuai RAB dan kontrak. "Plafon sudah sekaligus dibongkar semua dan diperbaiki ulang. Meski yang tidak ada rembesan bocor tetap kami lapis ulang. Semuanya," tambahnya.
Ditanya ketika ada masalah apakah masih tanggung jawab kontraktor, Hendra menyebut batas perawatan sampai enam bulan. "Kecuali ada gagal struktur yang menyebabkan keretakan parah terhadap bangunan. Selain itu, batas perawatannya enam bulan," tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Samarinda Erham Yusuf menerangkan, ketika dilakukan perbaikan, pelayanan perpustakaan tetap dibuka untuk umum. Namun, terbatas di lantai satu. "Karena sudah selesai, mulai besok (hari ini) pelayanan di lantai dua kembali dibuka," jelasnya.
Seperti diketahui sebelumnya, sekitar 40 persen material plafon di ruang baca lantai dua Perpustakaan Samarinda tiba-tiba roboh pada April 2022. Bahkan plafon sebagian menimpa rak buku, disertai rembesan air hujan yang ikut menggenang. Sebelum roboh, Erham menyebut, memang bangunan yang selesai akhir 2021 itu sudah mengalami kebocoran.
Dengan demikian, rembesan air terlihat di sejumlah sudut ruangan saat hujan. kondisi itu disebutnya telah dilaporkan kepada Dinas PUPR dan pihak terkait. "Itu sudah diinformasikan karena bangunannya masih dalam masa pemeliharaan, jadi masih bisa untuk diperbaiki kontraktor, tetapi memang kadang responsnya agak lambat," bebernya.
Ambruknya plafon gedung perpustakaan diketahui sekitar pukul 10.00 Wita. Ketika itu Kota Tepian sedang diguyur hujan dengan intensitas deras. Beruntung tidak ada pengunjung saat terjadinya plafon ambrol di lantai dua tersebut. "Kebetulan saat itu sedang hujan, jadi belum banyak yang datang, biasanya di jam-jam segitu pengunjung ramai," sambungnya. Gedung perpustakaan yang berada di sebelah kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan dibangun menggunakan dana alokasi khusus (DAK) sebesar Rp 10 miliar. Pekerjaan pun selesai akhir 2021, namun belum genap lima bulan, plafon lantai dua tiba-tiba ambruk. (dra/k16)
ASEP SAIFI ARIFIAN
@asepsaifi