Cegah Covid-19 dan Hepatitis Akut, Terapkan PHBS Setiap Hari

- Senin, 9 Mei 2022 | 12:53 WIB

Kebanyakan daerah di Indonesia kini berada pada Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level II. Hal itu dengan semakin meningkatnya vaksinasi dan tren Covid-19 secara nasional sudah menurun. Namun, pantauan setelah cuti bersama Idulfitri tetap menjadi patokan status pandemi.

 

SANGATTA - Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Kutim dr Bahrani Hasanal mengatakan, evaluasi hanya dapat dilakukan tiga pekan setelah libur panjang. Hal itu sesuai pengalaman sebelumnya. “Ada peningkatan kasus positif atau tidaknya, terlihat dengan jelas setelah pekan ketiga,” ujarnya, kemarin (8/5).

Jika trennya masih sama dengan sekarang yang tidak ada peningkatan, sepekan setelah Idulfitri, bisa diprediksi akan memulai masa endemi. Meski dengan banyak pertimbangan sebelum diputuskan. “Memang ranahnya pemerintah pusat, makanya ditunggu dua pekan ke depan,” sebutnya.

Kendati demikian, perilaku masyarakat juga harus dapat menjamin dimulainya masa endemi. Apabila kasus positif tidak signifikan, masyarakat tetap menggunakan masker dan rajin mencuci tangan dengan air mengalir yang merupakan kebiasaan baik. “Mudah-mudahan pemerintah pusat dapat menetapkan pandemi menjadi endemi,” harapnya.

Apalagi pihaknya kini tidak hanya dihadapkan dengan masa pandemi Covid-19. Sekarang ada hepatitis akut, yang belum diketahui penyebabnya. Hanya, kasusnya tidak seheboh Covid-19. Karena itu, pengalaman itu yang akan digunakan untuk mengantisipasi.

“Kalaupun nanti akan menyebar, tentu akan ada strategi lain. Yang jelas, pengalaman penanganan Covid-19 bisa menjadi acuan penanganan dan pencegahan hepatitis yang belum diketahui ini,” tuturnya.

Perlu diketahui, hepatitis merupakan penyakit lama. Bahkan tergolong A hingga E. Secara umum penyebabnya adalah virus. Bahrani menyebut, hepatitis adalah peradangan hati. Selain virus, bisa juga disebabkan mengonsumsi obat-obatan, makanan, dan perilaku tidak sehat.

“Seperti minum alkohol dan banyak makan berlemak dan tidak bersih,” ungkapnya. Sekarang, kata dia, hepatitis akut lagi heboh. Sayangnya penyebabnya belum diketahui. Bahkan sudah menyebar di beberapa negara Eropa.

“Kalau disebabkan makanan, seperti tidak mungkin. Kan makanan di setiap negara tidak sama. Apalagi peraturan tentang bahan pengawet, pewarna dan penyedap sudah ketat. Begitu juga dengan kebersihan, di Eropa sisi kebersihan juga sudah bagus. Jadi, memang belum diketahui penyebabnya,” katanya.

Masyarakat diimbau menjaga pola hidup bersih dan sehat (PHBS), yang merupakan program nasional. Pihaknya berharap hal tersebut menjadi perilaku masyarakat sehari-hari. Apalagi masyarakat masih ada yang suka buang air kecil dan besar sembarangan.

“Tidak menutup kemungkinan menjadi penyebabnya. Hepatitis juga bisa menular melalui cairan tubuh. Seperti darah dan sperma, termasuk makanan dan kebersihan. Makanya penting menerapkan PHBS,” pungkasnya. (kri/k16)

 

MUH YODIQ

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X