PENAJAM - Gedung SD 011 Waru di Jalan Afdeling Echo, Desa Bangun Mulya, Kecamatan Waru, Penajam Paser Utara (PPU) terbakar pada 29 April lalu sekira pukul 14.00 Wita. Musibah kebakaran pada hari pertama libur Idulfitri 1443 Hijriah itu menyisakan tanda tanya. Apakah ada kesengajaan dibakar oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
Minggu ketiga Mei 2022 ini beredar kabar melalui pesan WhatsApp (WA) yang menyebutkan telah ditemukan pelaku yang diduga membakar gedung sekolah yang berada di kawasan perusahaan perkebunan kelapa sawit PT Waru Kaltim Plantation (WKP) itu. Dalam pesan berantai WA itu disebutkan, tersangka sudah mengakui semua perbuatannya telah membakar gedung sekolah. Motivasinya awalnya mencari uang, dan terduga pelaku disebut-sebut adalah orang yang melakukan pencurian dua bulan yang lalu di sekolah yang sama.
Kapolres PPU Hendrik Hermawan yang dihubungi Kaltim Post melalui Kasatreskrim Polres PPU Dian Kusnawan, Minggu (8/5), belum bersedia membeberkan informasi tersebut lebih detail. Dian Kusnawan hanya mengatakan, pihaknya saat ini masih melakukan pemeriksaan. Kebakaran tersebut menghanguskan dua ruang kelas IV, ruang kepala sekolah, ruangan kosong berisi meja dan kursi, ruang peralatan musik, serta kamar mandi dua pintu tak luput dari jilatan si jago merah.
Akibat kebakaran ini menyebabkan 92 murid laki-laki, dan 85 murid perempuan serta 10 guru kehilangan tempat belajar-mengajar. Ke-10 tenaga pengajar itu berdasarkan data yang diperoleh media ini hanya tiga orang yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS). Selebihnya, guru tidak tetap (GTT) empat orang, dan guru honorer tiga orang. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) PPU Alimuddin saat dihubungi, kemarin, menjelaskan, proses belajar-mengajar tetap berlanjut di sekolah tersebut dengan memanfaatkan ruangan yang tidak terbakar.
“Kami sudah melaporkan perihal ini ke pak bupati, dan beliau meminta agar segera dibuatkan DED (detail engineering design). Kami juga memahami dalam kondisi keuangan daerah yang seperti ini, dan kami mengundang atau sowan ke WKP untuk rapat membahas ini. Barangkali, untuk perbaikannya bisa menggunakan dana CSR (corporate social responsibility) perusahaan bisa diarahkan ke situ. WKP sendiri sudah sangat membantu kami dalam hal ini, termasuk menyediakan guru,” kata Alimuddin.
Saat kebakaran, tim pemadam kebakaran yang kali pertama tiba di lokasi berasal dari PT WKP. Selanjutnya, tim pemadam kebakaran dari Posko Pemadam Waru, dan Petung yang jaraknya hampir 15 kilometer menuju tempat kejadian perkara (TKP). Gedung semipermanen terdiri dari bagian bawah beton dan selebihnya kayu menjadi penyebab api cepat membesar. (rdh/k15)
ARI ARIEF
ari.arief@kaltimpost.co.id