Momen libur Lebaran 2022 banyak dimanfaatkan masyarakat untuk berkunjung ke lokasi wisata. Baik wisata alam hingga religi. Dua lokasi di Paser yang kerap menyedot perhatian adalah Museum Sadurengas dan makam raja ramai.
M NAJIB, Paser
Setelah dua tahun tidak dibuka karena pandemi Covid-19 pada 2020 dan 2021, Museum Sadurengas di Kecamatan Pasir Belengkong kembali dibuka pada libur Lebaran 2022 ini. Sementara untuk makam raja memang masih dibuka selama ini. Ada dua titik makam raja di Pasir Belengkong, keduanya memang menjadi tujuan para peziarah.
Khusus Museum Sadurengas, kunjungan selama libur Lebaran ini terbilang cukup tinggi. Dari Lebaran kedua saja, selama sehari terjual sekitar 1.500 tiket. Meskipun di hari berikutnya menurun sekitar 750 tiket.
"Tiket hanya untuk usia 10 tahun ke atas, harganya Rp 7.500 per orang," kata Pengelola Museum Sadurengas, Muhammad Hasim Nur, Minggu (8/5).
Museum ini memang menjadi daya tarik paling tinggi di Paser bagi wisatawan dari dalam dan luar daerah yang datang di momen libur Lebaran. Bahkan pendapatannya selalu yang tertinggi ketimbang lokasi wisata lainnya.
Wisatawan yang datang kata Hasim bervariasi, tidak hanya warga Paser, namun ada juga dari Penajam Paser Utara. Mayoritas yang berkunjung adalah warga yang rumahnya cukup jauh dari kota. Tujuannya tidak hanya ke museum, namun juga berkunjung ke makam raja-raja dan bersilaturahmi ke rumah keluarga di Paser.
"Sampai hari terakhir ini makin sepi yang ke museum, mungkin orang-orang memilih wisata lainnya," kata Hasim. Total selama libur Lebaran, sekitar 3.000 tiket masuk terjual.
Untuk makam raja, salah seorang pengunjung Muhammad Fadil mengatakan, dia bersama anaknya rutin berkunjung ke Makam Pangeran Syarif Hamid Assegaf di Pasir Belengkong. Apalagi kata dia sang anak memiliki hubungan emosional dengan makam tersebut, ketika termimpi tentang makam, mereka langsung berziarah.
"Kami memang rutin ziarah ke sini, tidak hanya momen Lebaran, tapi juga di hari-hari biasa saat ada waktu luang," tuturnya.
Di makam tersebut, tiap tahun juga biasanya digelar haul atau mengenang meninggalnya Pangeran Syarif Hamid Assegaf. Pengunjung yang hadir saat haul terbilang cukup banyak, mayoritas dari Kalsel, Balikpapan, Samarinda, bahkan dari Pulau Jawa. Namun, dua tahun terakhir masih vakum karena pandemi Covid-19. (rdh/k15)