Seorang bocah berusia 7 tahun asal Desa Plosokandang, Kecamatan Kedungwaru, Tulungagung, meninggal pada Jumat (6/5) petang. Dia sempat mendapat perawatan di rumah sakit dan diketahui ciri klinisnya identik dengan penyakit hepatitis.
Dilansir Radar Tulungagung, korban sebelumnya mengalami demam dan muntah-muntah selama empat hari. Setelah diperiksa dan tidak kunjung sembuh, dia dirujuk ke RSUD dr Iskak. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Tulungagung Kasil Rokhmad menjelaskan, hingga kini penyebab anak itu terkena penyakit tersebut dan bersumber dari mana belum diketahui. Berdasar hasil laboratorium, tidak terdeteksi infeksi virus hepatitis A, B, C, D, maupun E pada anak tersebut.
Setelah temuan kasus suspect hepatitis akut misterius tersebut, Dinkes Tulungagung melakukan tracing di area tempat tinggal korban dengan radius 100 meter. Juga memeriksa anak berusia 16 tahun ke bawah yang tinggal dalam radius tersebut. ”Jika anak mengalami gejala ikterik atau kulit menguning, segera bawa ke RSUD dr Iskak sebagai faskes rujukan utama di Tulungagung,” ungkapnya kemarin (8/5).
Terpisah, Dinkes Jatim menyebutkan bahwa diagnosis sementara meninggalnya bocah di Tulungagung pada Jumat (6/5) itu akibat syndrome jaundice (penyakit kuning) akut. Kini Dinkes Jatim melengkapi kasus kematian itu untuk memastikan penyebabnya. ”Diagnosis paling mungkin penyebab kematiannya adalah syndrome jaundice,” ucap Kepala Dinkes Jatim Erwin Astha Triyono kemarin.
Dugaan awal itu muncul setelah dinkes berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Untuk kepastian penyebab kematian, dinkes terus melaporkan data tambahan guna pemeriksaan di laboratorium.
Per Januari hingga kemarin, Jatim mencatat ada 115 kejadian penyakit kuning. Dari data itu, 114 sudah diklarifikasi tim sistem kewaspadaan dini dan respons (SKDR). Sementara satu kasus, yakni di wilayah Tulungagung, masih menunggu penelusuran lebih lanjut.
Di sisi lain, ahli gastrohepatologi anak dr Muzal Kadim SpA(K) menyatakan bahwa WHO telah mengeluarkan peringatan adanya kejadian luar biasa (KLB) hepatitis. Untuk itu, Kemenkes mengeluarkan alur pemeriksaan. ”Kalau ada gejala, harus diperiksa fungsi hatinya di laboratorium,” ujarnya dalam diskusi bersama IDAI.
Ketika ada peningkatan serum glutamic pyruvic transaminase (SGPT) hingga 500, itu tanda ada radang hati. ”Kalau ada peningkatan ini, berarti ada tanda hepatitis,” ucapnya. Ketika mengalami demam, kelelahan, muntah, hingga tubuh berwarna kuning, anak harus segera periksa laboratorium.
Muzal mengungkapkan, sejauh ini vaksinasi efektif menangkal hepatitis. Namun, vaksin yang ada baru untuk hepatitis A dan B. Dua jenis vaksin itu sudah diberikan. Hepatitis B diberikan sejak anak lahir dan diulang selama beberapa kali. Lalu, vaksin hepatitis A diberikan saat anak usia 1 tahun dan diulang minimal enam bulan setelah pemberian vaksin. (jpc)