Kesempatan Belajar agar di Piala Dunia Bisa Jadi Leader

- Senin, 9 Mei 2022 | 11:55 WIB
Ronaldo Kwateh
Ronaldo Kwateh

SEJAK resmi menjadi nakhoda tim nasional (timnas), Shin Tae-yong (STY) dibebani target mengangkat prestasi sepak bola Indonesia dengan puncaknya pada Piala Dunia U-20 2021 yang diundur ke 2023 karena pandemi Covid-19. Karena target itulah, juru taktik asal Korea Selatan tersebut menyusun peta jalan.

Pelatih yang memegang seluruh level timnas, mulai U-19, U-23, hingga senior, itu selalu menyertakan pemain muda dalam ajang yang diikuti skuad Garuda. Misalnya, pada Piala AFF 2020. Ketika itu rata-rata usia personel skuad Merah Putih 23,8 tahun.

Karena itu, pada SEA Games Hanoi 2021 kali ini, mayoritas pemain jebolan Piala AFF masih bisa dimainkan. Sisanya, STY tetap pada visinya dengan menyertakan deretan pemain muda. Di skuad sekarang, ada dua pemain yang tenaganya masih bisa dimanfaatkan untuk Piala Dunia U-20 tahun depan: Ronaldo Kwateh (19 Oktober 2004) dan Marselino Ferdinan (9 September 2004). Pemain yang bisa tampil di Piala Dunia U-20 maksimal kelahiran 1 Januari 2003.

Untuk sektor tengah, Marselino menggeser posisi Braif Fatari. Di slot winger-striker, Kwateh menggusur posisi pemain yang lebih senior seperti Hanis Saghara dan Irfan Jaya. Marselino dan Kwateh sebelumnya juga sudah mengikuti pemusatan latihan bersama timnas U-19 di dua kota Korea Selatan, Gyeongsangbuk-do pada 13–24 Maret dan Daegu pada 24 Maret–10 April. Karena itu, di SEA Games ini, diharapkan keduanya bisa menyerap ilmu lebih banyak.

Marselino, misalnya. Dia sadar betul bakal sulit mendapat pos utama di SEA Games. Sebab, pemain senior di posisinya cukup melimpah seperti Marc Klok, Syahrian Abimanyu, hingga Ricky Kambuaya. Kendati demikian, selain bersaing, dia ingin menyerap ilmu dan masukan dari ketiganya.

Dengan Kambuaya, ini bukan kali pertama dia bekerja sama karena musim lalu sama-sama memperkuat Persebaya Surabaya. ”Harus lebih banyak belajar dengan para pemain senior,” ujarnya.

Melihat statistiknya di Liga 1 musim lalu, seharusnya Marselino tak usah minder. Sebab, dia cukup banyak mendapat kesempatan dengan catatan 23 penampilan serta sumbangan 4 gol dan 7 umpan gol.

Sementara itu, Kwateh menyebutkan bahwa tak ada hari tanpa belajar. Sejak usia dini hingga bisa mencatat debut bersama Madura United di Liga 1 musim lalu dalam usia 16 tahun 10 bulan 15 hari saat melawan Persikabo 1973.

Di timnas, dia mencatatkan diri sebagai pemain debutan termuda sepanjang sejarah timnas dengan usia 17 tahun 3 bulan 8 hari saat Garuda beruji coba melawan Timor Leste di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali (27/1). Di SEA Games kali ini, dia juga bertekad bisa mendapat pengalaman berharga dalam permainannya untuk bisa menjadi bahan evaluasi. ”Kemauan untuk bisa menampilkan permainan yang lebih baik harus ada dalam diri sendiri,” katanya.

Sementara itu, kapten Indonesia di SEA Games 1991 Ferryl Raymond Hattu mengatakan, Marselino dan Kwateh seharusnya bisa menyerap semua pelajaran di SEA Games Vietnam. Baik soal kebutuhan strategi di lapangan maupun mental. ”Karena di Piala Dunia nanti, lawannya lebih sulit. Jadi, mereka harus banyak belajar di sini agar menjadi leader untuk teman-teman seusianya,” jelasnya. (raf/rid/c19/ttg)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Nur Anisa Hasrat Berikan yang Terbaik

Senin, 22 April 2024 | 13:45 WIB

Layar Kaltim Pantang Terlena

Senin, 22 April 2024 | 12:45 WIB

Menang di Shanghai, Ini Kata Max Verstappen

Senin, 22 April 2024 | 10:10 WIB

Tinjau Langsung Perkembangan Atlet

Sabtu, 20 April 2024 | 17:10 WIB

Serasa Membalap di Atas Es

Sabtu, 20 April 2024 | 14:35 WIB

“Bukan Saya yang Indisipliner”

Jumat, 19 April 2024 | 16:00 WIB

KBL Kembali Digulirkan Akhir Pekan Ini

Jumat, 19 April 2024 | 15:00 WIB

Ingin Gelar Kejuaraan Paralayang Dunia di Kotabaru

Jumat, 19 April 2024 | 14:30 WIB

Karate Fokus Mengasah Psikis

Selasa, 16 April 2024 | 11:30 WIB

Duka Olahraga Kaltim, Polo Berpulang

Selasa, 16 April 2024 | 10:50 WIB
X