SANGATTA – Sebagai akses satu-satunya menuju Pelabuhan Kenyamukan, Sangatta Utara, Kutai Timur (Kutim), jembatan yang membentang di atas anak sungai menuju muara di kawasan itu tampak ambruk. Kondisinya memprihatinkan. Bahkan, yang awalnya dapat dilintasi kendaraan roda empat, kini hanya roda dua yang dapat melintas.
Tidak diketahui secara pasti penyebab ambruknya jembatan tersebut. Namun kuat dugaan, disebabkan tergerus arus yang melintas di bawahnya. Apalagi ombak di kawasan itu juga mencapai jembatan tersebut. Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kutim Asran Lode mengatakan, jembatan tersebut memang masuk dalam rencana pembangunan yang akan dikerjakan melalui CSR PT KPC.
“Jembatan itu sudah kawasan pelabuhan, ranahnya ada pada Dinas Perhubungan. Makanya akan ditangani KPC,” ujarnya, kemarin (6/5).
Sejauh ini, jembatan tersebut menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Kutim. Baik pagi atau sore, banyak warga menyambangi untuk bersantai. Tidak hanya terjadi pada hari libur saja, melainkan ketika hari biasa pun kerap dipenuhi warga. Tak heran, udaranya yang sejuk memang tepat menjadi tempat melepas penat. Dia pun mengimbau kepada warga untuk lebih berhati-hati ketika melintas. Apalagi sekarang hanya dapat dilintasi roda dua.
“Jangan memaksakan melintasi jembatan. Takutnya kalau jatuh justru ada hewan buas di bawahnya. Memang banyak buaya di sana,” pungkasnya.
Perlu diketahui, pembangunan causeway penghubung bagian darat dan Pelabuhan Kenyamukan masih belum terselesaikan. Padahal, pemkab telah menarget pelabuhan itu dapat dioperasikan pada 2023 mendatang. Segala upaya pun diambil demi menuntaskan pembangunannya, termasuk berkoordinasi dengan stakeholder. Apalagi jembatan itu sudah ditetapkan sebagai salah satu tol laut melalui keputusan Presiden RI Joko Widodo.
Kutim memiliki wilayah yang sangat strategis, jika dipandang dari sisi ekonomi. Apalagi masuk dalam Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II. Penyelesaian causeway dan jalan menuju pelabuhan memerlukan perhatian serius.
Sebelumnya, Wakil Bupati Kutim Kasmidi Bulang mengatakan, pihaknya telah membentuk tim percepatan pembangunan. Memang, progres kelanjutan pembangunan pelabuhan belum ada. Sehingga masukan, arahan dan pengalaman bisa menjadi langkah. “Pelabuhan Kenyamukan sudah lama ditetapkan sebagai salah satu jalur tol laut (2016). Tapi, sampai sekarang belum ada progresnya,” sebutnya.
Apalagi pelabuhan tersebut sudah dihibahkan pemerintah pusat kepada pemkab. Politikus Golkar itu tak menampik, masih terdapat banyak kendala yang harus diselesaikan terhadap pembangunan pelabuhan itu. Tetapi, secara bertahap akan diselesaikan.
“Akan diupayakan dapat terealisasi. Kami ingin pelabuhan dapat segera dimanfaatkan,” sebutnya. Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kutim Rizali Hadi menyebut, agar terdapat progres terhadap pembangunan jembatan tersebut. Pihaknya akan bekerja sama dengan pihak perusahaan yang beroperasi di kawasan Sangatta.
Ada beberapa pekerjaan yang akan diharapkan dapat ditangani melalui dana CSR. Yakni jalan penghubung area reklamasi 2,4 hektare, jalan dan jembatan penghubung area reklamasi menuju causeway. Harapannya, dengan dibangun bangunan sisi darat, akan memudahkan pengantaran material untuk menyelesaikan pembangunan causeway.
“Semoga Oktober mendatang (tahun ini), pembangunannya sudah mulai dikerjakan pihak perusahaan,” tutupnya. (dq)
