Isu sentimen anti-Tiongkok masih banyak dijumpai di media sosial. Apalagi dikaitkan dengan hal-hal sensitif seperti pembangunan ibu kota negara (IKN) baru. Katanya, ada WN Tiongkok yang nyamar pakai baju adat untuk masuk ke IKN.
’’WNA China calon penghuni IKN sudah mulai berdatangan mempergunakan tradisi pakaian adat Dayak Kalimantan.. Semoga tragedi MANGKOK MERAH jilid 2 akan terjadi.’’ Demikian keterangan akun Facebook Atjeh Student Entrepreneurs Club di sebuah grup.
Informasi itu beredar dalam rekaman amatir. Video berdurasi 2 menit 5 detik tersebut memperlihatkan sekelompok orang dengan pakaian adat seperti suku Dayak yang hendak memasuki pesawat (bit.ly/WNABajuAdat). Informasi itu tentu tak masuk akal. Pasalnya, tidak ada sumber dan informasi kredibel. Selain itu, ada keterangan tempat dalam video tersebut yang menunjukkan tujuan penerbangan ke Kota Kinabalu, Sabah. Secara lokasi, kota itu berada di Malaysia, bukan Indonesia. Saat ditelusuri dengan situs padanan gambar, video serupa pernah diunggah di YouTube.
Misalnya, kanal YouTube Onal Majan beberapa hari lalu. Kanal tersebut hanya menyebutkan bahwa ada 60 orang Dayak yang memanfaatkan transportasi udara dengan beberapa tagar. Di antaranya, Dayak, Iban, dan Kalimantan.
Diduga kuat, masyarakat Dayak Iban dari Kalimantan tengah melakukan perjalanan udara. Bukan WNA asal Tiongkok yang datang ke IKN dengan pakaian adat Dayak. Anda dapat membacanya di bit.ly/DayakIbanPesawat.
Penelusuran lainnya, Jawa Pos menemukan foto yang identik dengan situasi itu. Terlebih saat masyarakat adat hendak memasuki pesawat. Salah satunya portal berita asal Malaysia, The Star, pada 2 Mei 2022. Judul beritanya ’’Orang Asal’ Group from Sarawak Boards Flight in Traditional Costume’.
Jelas, mereka bukan WN Tiongkok, melainkan The Group of Orang Asal (indigenous people) dari Sarawak, Malaysia. Dipimpin oleh aktivis Peter John Jaban berjumlah 72 orang, 60 di antaranya mengenakan pakaian tradisional ’’sirat’’ iban. Mereka menaiki penerbangan AirAsia dari sebuah kota di Sarawak, yakni Kota Miri menuju ibu kota Sabah, sebagai tamasya budaya ke Negeri di Bawah Angin.
’’Kami ingin membuat sejarah karena tidak ada kelompok dalam jumlah seperti itu yang pernah naik pesawat hanya dengan pakaian sirat,’’ kata Peter kepada The Star, Senin (2/5). ’’Namun, itu bukan bagian yang penting. Alasan utama mengapa kami datang ke Sabah adalah menunjukkan kepada orang-orang di sini budaya kami, untuk mempromosikan Sarawak ke Sabah dan kepada dunia pada umumnya,’’ jelasnya. Anda dapat membacanya di bit.ly/MiriKeSerawak.
Video memperlihatkan Dayak Iban asal Sarawak atau Orang Asal yang melakukan penerbangan domestik dari Kota Miri ke Kota Kinabalu, Sarawak, Malaysia.