Kesadaran Pasca-Ramadan

- Jumat, 6 Mei 2022 | 16:57 WIB

Oleh : Bambang Iswanto 

 

Seiring dengan masuknya 1 Syawal, Ramadan juga turut berlalu. Bagi sebagian orang, kepergian Ramadan merupakan sebuah kesedihan. Mereka adalah para perindu Ramadan. Kedatangan tamu agung yang sudah mereka elu-elukan jauh-jauh hari, saat tiba kedatangannya mereka lepas kerinduannya dengan daya upaya meraih kemuliaannya. Dan tidak terasa waktu perpisahan tiba-tiba datang.

Perasaan ini pasti dirasakan orang yang menikmati kemuliaan Ramadan. Ibarat orang yang masih saling merindu, kemudian bertemu, dan akhirnya harus berpisah, perpisahan tentu terasa menyedihkan. Tetapi mereka harus merelakan kepergian itu karena sunatullah perjalanan waktu.

Mereka juga menyadari bahwa setiap ada pertemuan harus ada perpisahan. Semakna dengan pepatah Arab yang artinya, “Jika engkau pernah merasakan nikmatnya bersatu maka bersiaplah merasakan pahitnya perpisahan.”

Setelah kepergian Ramadan, kaum muslim dan mukmin terbagi menjadi dua golongan yaitu ramadliyyun dan rabbaniyyun. Ramadliyyun adalah orang-orang yang hanya mencoba giat beribadah di bulan Ramadan. Setelah kepergian Ramadan tidak terlihat bekas-bekas gemblengan selama Ramadan. Yang dulunya rajin salat wajib bahkan sunah seperti Tarawih, kini mulai enggan melaksanakan yang sunah-sunahnya. Bahkan yang wajib pun kadang terabaikan.

Ketika Ramadan giat tadarus Al-Qur’an, sekarang sudah jarang terdengar lantunan ayat Al-Qur’an dari mulutnya. Al-Qur’an kembali ke tempat penyimpanan di rak atau lemari buku dan mulai berlapis debu. Yang dulu enggan berbuat dosa bahkan jujur dalam puasanya. Pasca-puasa sudah tidak merasa berat lagi berbohong atau melakukan perbuatan maksiat.

Demikian pula ibadah sosial seperti berderma yang ketika Ramadan gemar dilakukan, saat Ramadan pergi kembali menjadi orang yang sulit membantu kesulitan orang lain dengan harta dan perbuatannya, dan seterusnya.

Mereka hanya melakukannya pada saat Ramadan, seperti ”menghamba” kepada bulan Ramadan. Ramadan pergi, ibadah-ibadah ritual dan sosial juga menguap seperti perginya Ramadan.

Sedangkan kelompok ramadliyyun adalah mereka yang senantiasa menjaga konsistensi kepatuhan menjalankan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi apa yang dilarang Allah sampai 11 bulan berikutnya setelah Ramadan. Ramadan dijadikan candradimuka penggemblengan pribadi takwa yang hasilnya akan terlihat justru setelahnya. Mereka inilah yang sudah berhasil mencapai derajat muttaqin sebagai tujuan utama puasa Ramadan.

Salah satu indikator keberhasilan mereka adalah munculnya kesadaran tentang hikmah penting yang mereka dapatkan di bulan Ramadan harus terus dijalankan secara istikamah pasca-Ramadan. Kesadaran-kesadaran yang dimaksud di antaranya, pertama, kesadaran bahwa Allah selalu mengawasi seluruh gerak-gerik manusia.

Orang yang berpuasa tidak akan pernah berani melakukan hal-hal yang membatalkan puasa. Bisa saja ketika berwudu seseorang meneguk air tanpa ketahuan orang lain. Atau dia bisa bersembunyi untuk makan dan tidak diketahui orang lain. Belum 1 detik waktu berbuka, dia tetap menahan diri atau sudah datang waktu imsak untuk berpuasa tidak ia lebihkan meski sesaat pun. Karena orang yang berpuasa yakin bahwa meskipun ia tidak kelihatan manusia, ia pasti dilihat dan diawasi Allah. Kesadaran ini terus dibawa para rabbaniyyun setelah bulan puasa.

Bisa dibayangkan betapa makmurnya sebuah bangsa yang jika penduduknya telah terbangun kesadaran seperti ini. Tidak ada yang berani melakukan maksiat karena merasa selalu diawasi oleh Allah. Ketika harus bepergian tanpa diawasi pasangan suami atau istri, tidak akan berani berlaku maksiat karena merasa Allah yang melihat dan mengawasi.

Ketika bekerja tidak akan berani melakukan korupsi sepeser pun bukan karena takut terhadap polisi, jaksa, KPK, tetapi karena yakin bahwa Allah yakin mengawasi dan melihatnya. Tidak ada yang akan luput dari pengawasan Yang Maha Melihat dan Mengawasi, Allah.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X