Banjir, Jalur Trans Kaltim-Kalsel “Lumpuh”

- Jumat, 6 Mei 2022 | 15:33 WIB

Banjir sedalam 1 meter menerjang jalur trans Kaltim-Kalsel di hari kedua Idulfitri 1443H mengakibatkan kemacetan parah.

----

PENAJAM - Hujan intensitas tinggi pukul 23.00 Wita pada Selasa (3/5) hingga pukul 05.30 Wita, Rabu (4/5) menyebabkan sungai di Sei Baru, Kecamatan Babulu, Penajam Paser Utara (PPU) meluap. Akibatnya, tinggi muka air (TMA) naik hampir 1 meter dan menggenangi jalan raya trans Kaltim-Kalsel yang melintasi desa tersebut. Ratusan kendaraan roda dua dan empat tertahan pada kedua sisi jalan raya tersebut akibat tidak mampu menembus badan jalan yang terendam air. Sekira lima jam kendaraan roda dua dan empat tertahan, sehingga membentuk antrean panjang.

“Akibat banjir itu, kami mencatat antrean kendaraan roda dua dan empat sepanjang 10 kilometer, baik dari arah Tanah Grogot, Paser maupun dari arah Penajam, PPU,” kata Ketua Umum Aliansi Masyarakat Peduli Lingkungan (AMPL) Kaltim Zulpani Paser yang memantau banjir, saat dihubungi Kaltim Post.

Foto dan video yang dikirimkannya ke redaksi harian ini di Penajam, kemarin, menggambarkan antrean kendaraan panjang dan petugas Kepolisian Sektor (Polsek) Babulu, dan Koramil Babulu tampak mengatur arus lalu lintas yang tersendat saat memasuki area banjir. “Antrean kendaraan itu diakibatkan kondisi jalan raya digenangi air dengan kedalaman hampir 1 meter. Kendaraan pun terpaksa antre sampai genangan air sepanjang ratusan meter itu dapat dilalui kendaraan,” katanya.

Aktivis lingkungan hidup ini mencatat hujan di wilayah Babulu mulai pukul 23.00 Wita pada Selasa (3/5) dan reda sekira pukul 05.30 Wita pada Rabu (4/5) mengakibatkan air meluap dari anak sungai di tepi jalan raya tersebut. Tidak hanya air meluap ke jalan raya, bahkan banyak rumah warga kemasukan air. “Antrean kendaraan terjadi mulai subuh sampai sekarang pukul 13.05 Wita masih panjang antrean kendaraan. Saat ini kendaraan roda empat mulai bisa melalui genangan asal pelan-pelan. Kalau kendaraan roda dua banyak mogok,” jelasnya, kemarin.

Selaku pemimpin LSM yang bergerak di bidang lingkungan hidup merasa perlu menyampaikan harapan kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim agar segera menyikapi banjir ini tak terjadi lagi pada masa mendatang. Ia mengungkap, kejadian banjir di titik yang sama terjadi di 2002, 2015, dan 2022. “Namun yang menjadi penyebab utama adalah perlu normalisasi pengairan yang tertata menuju penyerapan ke Waduk Babulu Darat yang letaknya tak jauh dari Sei Baru,” katanya.

Normalisasi, lanjut dia, perlu dilakukan pada sungai kecil di Sei Baru yang kini tampak menyempit dan tersumbat akibat sedimentasi lumpur, sehingga volume air meningkat dan menyebabkan luapan sampai ke badan jalan raya. (rdh/k16)

ARI ARIEF

ari.arief@kaltimpost.co.id

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X