Lebih Dekat dengan Desa Pela yang Lolos 50 Besar Desa Wisata Terbaik Indonesia 2022

- Jumat, 6 Mei 2022 | 11:38 WIB
Matahari jelang terbenam di Desa Pela, Kutai Kartanegara. (idin/SAPOS/KaltimPost Grup)
Matahari jelang terbenam di Desa Pela, Kutai Kartanegara. (idin/SAPOS/KaltimPost Grup)

Pemandangan dari Desa Pela punya daya tarik luar biasa. Selain panorama sungai dengan latar matahari terbenam ketika senja, juga pesut mahakam yang suka bermain-main tiap sore atau pagi hari.

 

Nofiatul C, Samarinda

nofi.office@pm.me

 

 DAYA tarik inilah, membuat Desa Pela di Kecamatan Kota Bangun, Kutai Kartanegara, menjadi satu-satunya desa dari Kalimantan Timur yang masuk 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022 yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI.

Desa Pela merupakan desa yang berada di pinggir Sungai Mahakam yang sebagian besar penduduknya adalah sebagai nelayan air tawar. Penduduknya beretnis Kutai dan Banjar. Dari letak geografis, sebelah utara Desa Pela berbatasan dengan Muhuran, sebelah selatan berbatasan Desa Sangkuliman, sebelah barat dengan Desa Semayang, dan sebelah timur Desa Liang Ulu.

Sesuai keputusan bupati Kutai Kartanegara tahun 2019, Desa Pela ditetapkan sebagai desa wisata dengan berbasis wisata danau dengan ekosistem pesut. Wisata danau adalah karena letak geografis desa di dekat Danau Semayang. Selain itu, aktivitas masyarakat yang didominasi oleh penangkapan ikan, sangat bergantung pada keberadaan Sungai Pela dan Danau Semayang. Desa wisata pela juga menjadi daerah konservasi dan kelestarian pesut mahakam.

Untuk sampai ke Desa Pela, tak susah-susah amat. Dari Samarinda, wisatawan terlebih dulu berkendara sekitar 3 jam untuk sampai di pusat Kecamatan Kota Bangun, Kutai Kartanegara. Lalu menuju pelabuhan dan menyeberang dengan kapal ces menuju Desa Pela sekitar 15–20 menit. 

Para pengemudi kapal ces diberikan pemahaman bagaimana mengangkut turis termasuk kelengkapan alat keamanan di kapal. Sebab, wisata desa ini tak jauh dari urusan kapal, air, dan pesut mahakam. Pemasaran wisata desa pun didengungkan dengan berbagai media sosial dengan menggerakkan kreativitas anak mudanya. Maka jangan heran, jika dari 3.416 peserta Desa Wisata dari 34 provinsi se-Indonesia, desa ini bisa masuk 50 besar. Plt Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kaltim Irvan Rivai pun menceritakan, sebelumnya tiga desa wisata di Kaltim masuk 100 besar ADWI 2022. Yakni, Kabupaten Kutai Kartanegara (Desa Wisata Pela), Kota Bontang (Desa Wisata Malahing) dan Kabupaten Berau (Desa Wisata Teluk Harapan). 

"Namun setelah penilaian lebih lanjut tim Kemenparekraf, hanya Desa Wisata Pela yang berhasil masuk 50 besar Anugerah Desa Wisata," kata Irvan. Maka dari itu, dia berharap, Desa Wisata Pela dapat terus berbenah dan berinovasi, serta memperbaiki dan mengikuti kriteria yang menjadi penilaian dewan juri, sehingga bisa meraih hasil maksimal dalam ADWI 2022.

Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Kaltim Restiawan Baihaqi menambahkan, pemprov terus berupaya mendukung Desa Pela agar meraih salah satu penghargaan dari tujuh kategori yang diperlombakan. Ketujuh kategori itu adalah, daya tarik pengunjung, homestay, digital dan kreatif, suvenir, toilet umum, penerapan fasilitas CHSE, dan kelembagaan desa. "Kami terus mendukung dan mengawal Desa Wisata Pela agar semakin dikenal masyarakat Kaltim bahkan nasional dengan terus mempromosikan melalui media digital yang ada pada Dispar dan media elektronik lainnya," ungkap Baihaqi.

Lanjut dia, ke-50 desa wisata akan dikunjungi dewan juri ADWI 2022 untuk melihat secara langsung bagaimana pengelolaan dan pembangunan potensi pariwisata di sana. Kunjungan tersebut bagian dari penilaian ADWI 2022.  Sementara itu, ketika menyambangi desa ini untuk membuka Festival Danau Semayang akhir 2021 lalu, Gubernur Kaltim Isran Noor menyebut kebergantungan terhadap kekayaan sumber daya alam (SDA) sangat besar dan mendominasi struktur pendapatan daerah. Di satu sisi, SDA seperti hasil hutan, pertambangan batu bara, minyak dan gas bumi, terus berkurang dan suatu saat akan habis. 

Karena itu, dia menggencarkan wisata seperti Desa Pela. Dengan begitu, pengembangan ekonomi masyarakat bisa terus jalan. Sungai dan danau bisa terus lestari. Diharapkan, pesut mahakam turut eksis karena habitat mereka tidak tergerus terus. "Karena itu fokus pemerintah provinsi ke depan akan mengembangkan sektor-sektor pembangunan yang berbasis renewable resources seperti sektor pertanian dalam arti luas dan sektor pariwisata," kata Isran Noor. (riz/k8)

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X