Pembiayaan Mikro Bank Syariah Naik Pesat

- Sabtu, 30 April 2022 | 11:39 WIB

JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, stabilitas sektor jasa keuangan hingga triwulan I terjaga. Fungsi intermediasi di sektor perbankan menguat seiring dengan terkendalinya pandemi Covid-19. Per Maret 2022, pertumbuhan kredit perbankan sebesar 6,67 persen year-on-year (YoY) atau 1,75 persen secara bulanan (MtM).

Secara sektoral, kredit perdagangan menjadi penopang utama kenaikan secara bulanan sebesar Rp 20,2 triliun. Lalu, manufaktur senilai Rp 19,3 triliun dan rumah tangga dengan Rp 16,7 triliun. ”Hal tersebut mencerminkan dukungan perbankan dalam pemulihan ekonomi nasional terus membaik,” kata Deputi Komisioner Humas dan Logistik OJK Anto Prabowo (28/4).

Dari perbankan syariah, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) sukses membukukan laba bersih Rp 987,68 miliar pada kuartal I 2022. Jumlah itu meningkat 33,18 persen YoY. ”Kinerja positif juga disokong pembiayaan yang tumbuh dan sehat di semua segmen. Misalnya, konsumer, korporasi, UMKM, gadai emas, kartu pembiayaan, dan pengembangan inovasi digital melalui e-channel BSI,” jelas Direktur Utama BSI Hery Gunardi dalam paparan kuartal I 2022.

Hingga akhir Maret 2022, BSI mencatatkan penyaluran pembiayaan Rp 177,51 triliun atau tumbuh 11,59 YoY. Perinciannya, sektor konsumer naik 20,73 persen; mikro 22,42 persen; dan gadai emas 8,96 persen. Pembiayaan terpantau sehat dengan rasio nonperforming financing (NPF) net sebesar 0,90 persen.

Dengan kinerja yang terus tumbuh, Hery berharap perbankan syariah mampu menjadi prioritas dan kompetitif. Bukan hanya sebagai alternatif layanan perbankan yang dipilih masyarakat.

Sementara itu, PT BTPN Syariah Tbk (BTPS) berhasil mengantongi laba bersih setelah pajak sebanyak Rp 411 miliar. Direktur BTPN Syariah Fachmy Achmad mengungkapkan, pembiayaan ultra mikro (UMi) menjadi fokus perusahaan. Alhasil, pembiayaan mampu tumbuh 10 persen menjadi sebesar Rp 10,6 triliun dari Rp 9,7 triliun pada kuartal I tahun lalu.

”Digitalisasi adalah mutlak untuk memenuhi kebutuhan nasabah. Tentunya secara bertahap untuk mewujudkan aspirasi sharia digital ecosystem for unbanked,” tutur Fachmy.

Aplikasi digital digunakan nasabah yang ditunjuk sebagai mitra untuk dapat melakukan pelayanan setor dan tarik tunai, membuka rekening, hingga melayani transaksi. Misalnya, membeli pulsa dan membayar tagihan, termasuk layanan e-commerce untuk barang-barang kebutuhan sehari-hari. ”Kami terus beradaptasi menyesuaikan kebutuhan nasabah yang dinamis,” tandasnya. (han/c14/dio)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB

2024 Konsumsi Minyak Sawit Diprediksi Meningkat

Selasa, 26 Maret 2024 | 12:21 WIB
X