Investasi Kuartal I Bukukan Rp 282,4 Triliun, Tesla Masih Negoisasi untuk Masuk Indonesia

- Jumat, 29 April 2022 | 15:19 WIB
Bahlil
Bahlil

JAKARTA – Realisasi investasi kuartal I 2022 mencatatkan pertumbuhan. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menuturkan, sepanjang tiga bulan pertama realisasi penanaman modal di Indonesia mencapai Rp 282,4 triliun.

‘’Tahun ini adalah ujian yang berat bagi kami di Kementerian Investasi. Sebab bapak Presiden menaikkan target investasi kita menjadi Rp 1.200 triliun. Ini sebagai instrumen agar pertumbuhan ekonomi nasional kita bisa tumbuh di atas 5 persen,’’ ujarnya di Jakarta, (27/4).

Jika dibandingkan secara kuartal IV 2021 realisasi investasi itu tumbuh 16,9 persen. Sementara, secara yoy, terkerek 28,5 persen. Bahlil menyebutkan, capaian Rp 282,4 triliun adalah rekor yang terjadi dalam satu dekade terakhir. ‘’Ini membuktikan bahwa kebijakan pemerintah dalam meramu strategi investasi memberikan kepastian, sesuatu yang berbeda bagi investor bisa menanamkan modalnya,’’ imbuhnya.

Dari total realisasi investasi itu, telah terserap tenaga kerja lebih dari 319 ribu orang. Bahlil menyebutkan, jumlah itu adalah tenaga kerja langsung.

Dari jumlah realisasi kuartal I 2022, sebanyak 52,1 persen atau Rp 14,2 triliun berasal dari penanaman modal asing (PMA). Kemudian dari dalam negeri atau PMDN, porsinya mencapai 47,9 persen atau Rp 135,2 triliun.

Dari asal negaranya, Bahlil memerinci, lima besar negara asal PMA. Yakni, Singapura (USD 3,6 miliar), Hong Kong (USD 1,5 miliar), Tiongkok (USD 1,4 miliar), Jepang (USD 800 juta), dan AS (USD 600 juta).

‘’Singapura hanya jadi hub saja. Karena, sebagian juga uang orang Indonesia. Mereka bangun perusahaan di Singapura kemudian investasi ke Indonesia,’’ paparnya.

Secara sektor, ada lima besar kontributor. Yaitu, industri logam dasar, barang logam bukan mesin dan peralatannya (Rp 39,7 triliun); lalu transportasi gudang dan telekomunikasi (Rp 39,5 triliun); pertambangan (Rp 35,2 triliun); perumahan, kawasan industri, dan perkantoran (Rp 24,9 triliun); serta listrik, gas, dan air (Rp 23,1 triliun).

Bahlil menggaris bawahi, pada 2019 silam, sektor industri logam dasar, barang logam bukan mesin dan peralatannya masih masuk empat besar penyumbang investasi. Namun, kini sektor tersebut unggul. ‘’Sejak 2021 sektor ini menjadi sektor yang paling nomor satu,’’ tambahnya.

Sejalan dengan itu, Bahlil juga menyinggung terkait wacana investasi Tesla ke Indonesia. Menurutnya, saat ini kedua belah pihak masih pada tahap negosiasi. Menurut dia, tarik ulur dalam proses negosiasi adalah hal yang lumrah. Sebab, pada proses itu, calon investor akan mencermati berbagai hal sebelum memutuskan mau berinvestasi.

‘’Mungkin di awal-awal itu tawaran dari Indonesia belum bagus atau mungkin prospek globalnya dilihat belum cukup untuk kondisi bisnisnya. Nah, mungkin sekarang Tesla melihat FS (feasibility study) nya, karena kalau kita membangun ekosistem baterai mobil, sangatlah rugi para investor kendaraan listik tidak mau menanamkan modalnya di Indonesia,’’ jelas mantan Ketum Hipmi itu.

Terlebih, RI unggul dalam industri baterai mobil karena, memiliki cadangan nikel yang besar. Selain itu, biaya logistik di Indonesia juga tidak mahal. “Keunggulan tersebut tidak sepenuhnya dimiliki oleh Australia hingga Filipina,” tuturnya.

Selain itu, sejumlah nama besar sudah dipastikan akan berinvestasi membangun pabrik baterai kendaraan listrik di RI. Yakni BASF, VW, Britishvolt. “Terakhir, BASF dan VW sudah positif masuk. Jadi sekarang yang masuk itu, LG, CATL, BASF, VW, Bristishvolt dari Inggris,’’ ucapnya. (dee/dio)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB

Di Berau Beli Pertalite Kini Pakai QR Code

Sabtu, 20 April 2024 | 15:45 WIB

Kutai Timur Pasok Pisang Rebus ke Jepang

Sabtu, 20 April 2024 | 15:15 WIB

Pengusaha Kuliner Dilema, Harga Bapok Makin Naik

Sabtu, 20 April 2024 | 15:00 WIB
X