Suasana ruang sidang di Fairfax, Nevada, pada hari kesembilan persidangan Johnny Depp versus Amber Heard semakin memanas. Salah satu topik utama yang dibahas (27/4) WIB adalah soal kondisi mental Heard. Dr Shannon Curry, psikolog klinis dan forensik yang disewa oleh tim hukum Depp mengungkapkan fakta yang cukup mengejutkan. Yakni bahwa Heard menderita gangguan kepribadian histrionik dan borderline personality disorder atau gangguan kepribadian ambang
Diagnosis itu ditetapkan Curry setelah melakukan pengujian, catatan masa lalu, laporan diri, dan dua kali pertemuan dengan Heard. Yakni pada 10 dan 17 Desember 2021. Saat itu mereka menghabiskan waktu bersama selama 12 jam. Curry menggambarkan dua gangguan kepribadian itu seperti dua sisi dari mata uang yang sama. ’’Ketika kita memiliki gangguan kepribadian, akan ada gangguan di beberapa area berbeda yang terlihat di hampir semua aspek kehidupan mereka,’’ katanya.
Psikolog yang mendapat lisensi di California dan Hawaii itu sedikit menjelaskan tentang tanda-tanda gangguan kepribadian ambang. Di antaranya adanya ketidakstabilan hubungan pribadi, emosi, perilaku, perasaan menyadari diri sendiri, dan identitas. Selain itu mereka juga merasa sangat takut ditinggalkan oleh orang lain. Akibatnya, mereka akan melakukan banyak upaya ekstrem untuk mencegahnya.
’’Upaya putus asa itu bisa berupa agresi fisik, bisa mengancam, bisa merugikan diri sendiri, tetapi ini adalah perilaku yang sangat ekstrem dan sangat memprihatinkan orang-orang di sekitar mereka,’’ kata Curry. Lalu seiring waktu kemarahan itu semakin meledak-ledak. Terutama ketika orang lain tersebut mengaku membutuhkan ruang. Mereka juga kerap merasa bahwa orang lain berniat menyakiti mereka padahal hal itu tidak benar. ’’Mereka akan bereaksi dengan cara yang tinggi yang hanya melelahkan bagi pasangan mereka,’’ jelasnya.
Uniknya, penderita gangguan ambang dapat tampil menarik dan bersosialisasi dengan baik. Mereka sangat peduli dengan penampilan tapi di sisi lain juga kejam. Selain menyerang secara fisik dan melukai diri sendiri, ada satu teknik lain yang mereka gunakan agar orang lain tidak meninggalkannya. Yakni mengancam melalui sistem hukum.
’’Mereka mungkin mengatakan bahwa mereka akan mengajukan perintah penahanan atau mengklaim penyalahgunaan, atau mereka mungkin melakukan hal-hal ini untuk mencoba mencegah pasangan mereka pergi saat ini,’’ kata Curry. Hal itu persis seperti yang dilakukan Heard terhadap Depp. Pada Mei 2016 lalu dia meminta pengadilan Los Angeles melakukan perintah penahanan terhadap Depp. Lalu pada Januari 2017 mereka resmi bercerai.
Sedangkan gangguan kepribadian histrionik ditandai dengan adanya kebutuhan untuk menjadi pusat perhatian. Bahkan penderita gangguan tersebut juga kerap mengarang cerita agar mereka dianggap sebagai korban. ’’Karena jika Anda tidak memiliki perhatian itu pada Anda, rasanya mirip dengan gangguan kepribadian ambang: Anda merasa sangat kosong – seperti Anda tidak rasa keberadaan atau nilai,’’ kata Curry.
Selain itu, Curry juga membantah klaim bahwa Heard menderita post-traumatic stress disorder (PTSD). Menurutnya, PTSD adalah gangguan yang paling mudah dipalsukan. ’’Nona Heard tidak menderita PTSD. Dan ada juga indikasi yang cukup signifikan bahwa dia melebih-lebihkan gejala PTSD ketika ditanya tentang mereka,’’ tandasnya.
Sidang itu berlangsung intens. Agenda berlangsung dari pagi hingga 17.00 waktu setempat. Selain keterangan dari Curry dan Saenz, ada pula kesaksian dari Tara Roberts, penanggung jawab estate Depp di Kepulauan Bahama. Agenda masih akan dilanjutkan pada Rabu (27/4) waktu setempat dengan keterangan lebih lanjut dari Kepolisian Los Angeles dan orang-orang yang bekerja maupun tinggal di bangunan tempat Depp-Heard tinggal pada 2016. (adn/fam/ayi)
