Pandemi di Beijing, China Laksanakan Tes Massal 21 Juta Penduduk Ibu Kota

- Rabu, 27 April 2022 | 22:54 WIB
Warga mengantre untuk dites Covid-19 di lokasi pengumpulan swab di Beijing (AFP)
Warga mengantre untuk dites Covid-19 di lokasi pengumpulan swab di Beijing (AFP)

BEIJING – Melonjaknya kasus Covid-19 di Beijing, Tiongkok, berdampak luas. Harga saham dan minyak global ikut terpengaruh dan menjadi turun. Sebab, banyak pihak khawatir Tiongkok akan menerapkan lockdown di ibu kota negara tersebut.

Senin (25/4), Shanghai Composite Index (SHCOMP) Tiongkok merosot 5,1 persen dan ditutup pada level terendah dalam 22 bulan. Itu adalah hari terburuk untuk SHCOMP sejak 3 Februari 2020, ketika wabah virus korona kali pertama mengguncang pasar saham Tiongkok.

Indeks Hang Seng (HSI) Hongkong turun 3,7 persen, Nikkei Jepang (N225) turun 1,9 persen, dan Kospi Korea (KOSPI) turun 1,7 persen. Harga minyak Amerika Serikat dan minyak mentah Brent turun hingga lebih dari 4 persen. Keduanya adalah patokan harga internasional.

’’Pasar merasa bahwa perlambatan pertumbuhan Tiongkok dapat secara material mengubah persamaan penawaran maupun permintaan di pasar internasional,’’ ujar Jeffrey Halley, ahli strategi pasar senior di Oanda, seperti dikutip CNN. Kemarin (26/4) sebagian harga saham mulai menguat, tapi tidak demikian dengan harga minyak.

Di sisi lain, pemerintah Tiongkok sepertinya tidak terpengaruh oleh kemungkinan ancaman perekonomian akibat lockdown. Negara yang dipimpin Xi Jinping itu memegang teguh prinsip nol penularan Covid-19. Mereka menolak hidup berdampingan dengan virus SARS-CoV-2 seperti negara-negara lain. Mereka pun menggelar uji Covid-19 massal kepada 21 juta penduduk Beijing. Padahal, angka penularan harian hanya 33 kasus.

Pemerintah kota Beijing telah memerintahkan penduduk di 12 distrik untuk melakukan tiga tahap uji Covid-19. Itu adalah distrik-distrik tempat mayoritas penduduk Beijing berada. Distrik dengan populasi terpadat, Chaoyang, dites lebih dulu pada Senin.

Penduduk Beijing mulai takut akan bernasib serupa dengan warga Shanghai. Lockdown total di kota megalopolitan itu membuat penduduk murka karena kelaparan dan dipisahkan dari anak-anaknya. Mereka yang sakit non-Covid-19 juga sulit mendapat perawatan. Mereka seakan terpenjara di rumah masing-masing.

Sensor ketat pun dilakukan di berbagai media sosial terkait protes penduduk Shanghai. Misalnya, video teriakan lapar yang diserukan penduduk dari jendela-jendela apartemen mereka secara bersamaan. Tak ingin bernasib sama, penduduk Beijing mulai menyetok persediaan makanan. ’’Kami membuat persiapan untuk setidaknya 1–2 pekan,’’ ucap Zhao, warga Beijing.

Pemerintah kota Beijing melarang penduduk berkumpul dalam jumlah besar. Mereka menyebut penularan saat ini terjadi karena acara pernikahan. Gara-gara itu, banyak warga yang terpaksa membatalkan acara pernikahannya.

Sementara itu, tim PBB tengah berada di Tiongkok. Mereka bersiap jelang kunjungan Kepala HAM PBB (UNHCHR) Michelle Bachelet ke Xinjiang pada Mei mendatang. Yakni, mencari tahu dugaan pelanggaran HAM di wilayah yang didominasi penduduk Uighur tersebut.

South China Morning Post melaporkan, delegasi PBB itu tengah dikarantina di Guangzhou. Jubir UNHCHR Liz Throssell mengungkapkan bahwa lima anggota tim berangkat atas undangan Tiongkok. Kantor Komisaris Hak Asasi Manusia (OHRC) PBB bernegosiasi dengan pemerintah Tiongkok sejak 2018 untuk berusaha mengunjungi Xinjiang dengan akses yang tidak terbatas. Belum ada kunjungan komisaris UNHCHR ke Tiongkok sejak 2005.

Di sisi lain, Tiongkok berusaha memperhalus kunjungan PBB tersebut. Jubir Kementerian Luar Negeri Tiongkok Wang Wenbin menyebut kunjungan itu untuk mempromosikan pertukaran dan kerja sama antara kedua pihak. ’’Kami selalu menentang penggunaan masalah ini untuk manipulasi politik,’’ tegasnya. (sha/c18/bay)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X