"Orang Bilang, Kenapa Ngga dari Dulu"

- Selasa, 26 April 2022 | 16:20 WIB
Intan Meista (RORO MIRA)
Intan Meista (RORO MIRA)

TAHUN lalu, Intan Meista sengaja ikut bazaar di salah satu mal. Memboyong stok kue kering buatannya. Mempercayakan karyawan untuk menjaga, dan dia di rumah sambil mengolah pesanan kue kering lainnya. Tak disangka antusias kemasan hampers miliknya paling banyak dibeli.

“Sampai orang-orang itu bilang, kemana aja kok baru muncul tahun ini. Kenapa enggak dari dulu (buat hampers),” beber Intan lalu tergelak saat ditemui di tokonya, Meirose Cookies Jalan M Said Samarinda.

Kemampuannya mencampur tepung dan mentega didapat dari autodidak. Bermodalkan tayangan YouTube, berangkat dari kegelisahan pula. Pada tahun 2016, Intan memutuskan membuat sendiri kue kering untuk Lebaran di rumahnya.

Sebab dari seringnya kue kering yang dia beli, bahan dasar dan rasanya sama. Hanya beda bentuk dan beda nama. Beruntungnya, ketika pertama kali membuat rasanya langsung enak.

“Namanya suka dagang ya dari dulu, dari zaman sekolah. Jadi cobalah di-upload di Instagram. Ada gak sih yang minat, eh lumayan ada beberapa teman yang mau. Dari situ kayak wah bisa nih jadi usaha,” lanjut perempuan kelahiran 1996 itu.

Tanpa kursus, pengalaman yang mengajarkan Intan. Dia belajar dari saran dan masukan pembeli, juga dari tekstur dan rasa kue kering buatannya tiap tahun. “Jadi misal tahun lalu kuenya masih agak keras, oh berarti resepnya ada yang dikurangin atau ditambahin. Alhamdulillah setiap tahun pada nanya kalau Lebaran,” sebutnya.

Diakui jika pada 2020 olahan kue keringnya tak maksimal. Dia sengaja tidak menerima banyak pesanan, hanya orang terdekat dan terbatas. Sehingga pada 2021 pun dia melihat antusiasnya tak begitu tinggi.

“Biasanya beli butter 10 kilogram itu pasti sisa. Jadi tahun ini juga stok bahan enggak banyak. Eh ternyata malah habis 30 kilogram, ini aja kayaknya sudah tinggal sedikit, padahal masih ada produksi pesanan orang. Tahun ini bikin merinding sih, apalagi saya yang masih baru di usaha ini,” ungkapnya.

Diceritakan jika mulanya hanya stok toples 10 bal, dengan satu bal sekitar 50 toples. Ternyata kurang dan dia pesan kembali 16 bal. Antusias kue kering miliknya begitu tinggi. Sebelum puasa, sudah tutup pesanan.

Bahkan hingga saat ini, masih ada yang bertanya untuk memesan kue. Tapi Intan dengan tak enak hati menolak. Sebab terbatas pada tenaga dan peralatan. Dia tak ingin mengecewakan pelanggan jika dipaksakan. Takutnya berimbas pada rasa dan kualitas yang tak maksimal.

“Tahun ini ada empat karyawan yang bantuin ya alhamdulillah. Hampers juga banyak yang cari. Kayak hampers mini begini harga Rp 155 ribu, sudah ada 60 pesanan. Itu baru dari satu orang,” ujarnya sambil menunjukkan hampers berbentuk keranjang kecil dengan dua toples kue kering yang dibungkus kain tile.

Melihat antusias penggemar kue kering yang meningkat jauh di tahun ini, Intan memutuskan untuk lebih fokus pada usahanya. Termasuk menambah peralatan serta mengupgrade ilmunya. Sehingga produk olahannya bisa lebih banyak dikenal.

Raden Roro Mira

@rdnrrmr

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Raffi-Nagita Dikabarkan Adopsi Bayi Perempuan

Senin, 15 April 2024 | 11:55 WIB

Dapat Pertolongan saat Cium Ka’bah

Senin, 15 April 2024 | 09:07 WIB

Emir Mahira Favoritkan Sambal Goreng Ati

Sabtu, 13 April 2024 | 13:35 WIB
X