BERDIRI sejak 2004, Aida Parsel kini semakin meluaskan target pasar. Mulanya hanya melayani pesanan perusahaan dan dikerjakan dari rumah. Lalu pada 2009, mulai menyediakan parsel tak hanya untuk pesanan. Barang tersedia dan tak harus menunggu dibuatkan.
“Jadi sudah ada yang ready, dan promosi waktu itu juga enggak ada. Hanya mengandalkan mulut ke mulut dan orang yang kebetulan lewat depan toko dan lihat spanduknya,” beber Syaviera Alifia atau karib disapa Fira.
Usaha tersebut diakui Fira hanya berdasarkan momen. Beberapa momen tersebut yakni tahun baru, imlek, lebaran dan natal. Namun sisanya, mereka juga tetap melayani parsel harian. Namun diakui, antusias saat lebaran lebih tinggi dibanding momen lainnya.
“Untuk harian itu misal parsel buah, kita juga ada berbagai macam buket seperti buket bunga. Sistem karyawan juga kontrak berdasarkan momen, jadi untuk parsel harian saya dan bunda yang tangani,” lanjutnya.
Diceritakan jika awal mula usaha tersebut yakni sang bunda, Nuraida Wahyu Sulistyani yang membuat parsel untuk perusahaannya tempat bekerja. Melihat peluang bisnis, usaha parsel itu pun semakin dikembangkan. Termasuk menitipkan di beberapa supermarket. Dan terus bertumbuh selama 18 tahun.
Dalam empat tahun terakhir, Fira selaku anak sulung mulai mengambil bagian dengan mengembangkan digital marketing. Sehingga usaha tersebut mulai dikenal tidak hanya di kalangan perusahaan, namun juga personal. Kini pelanggan setia mereka mulai dari perusahaan hingga perorangan.
“Antusias dari tahun ke tahun meningkat. Nah sejak pandemi 2020 lalu mulai aktif di sosial media. Alhamdulillah, ada selebgram yang ambil parsel di kita. Datang, lihat dan langsung borong serta bayar. Kita upload di sosial media, jadi semakin branding lah,” lanjut Fira.
Saat pandemi berawal, diakui jika Fira cukup khawatir dan hanya mempekerjakan tiga karyawan kontrak untuk membantu membuat parsel. Namun tak disangka, antusias cukup tinggi. Sempat kewalahan dan bahkan harus turun tangan membuat serta menolak pesanan.
Pada 2021, ditambah satu karyawan lagi sehingga total empat orang membantunya. Antusias perlahan naik, kepercayaan terhadap produk mereka juga semakin tinggi. Lalu pada tahun ini, Fira memutuskan mempekerjakan 10 orang. Mereka kini terbagi dua, yakni khusus mengerjakan pesanan dan membuat parsel yang ready.
“Dan bahkan seminggu awal Ramadan itu sudah ada pesan parsel. Padahal biasanya kalau lihat tahun-tahun sebelumnya, 10 hari sebelum lebaran itu masih sepi. Tahun ini antusiasnya tinggi sih ya, sekitar 3 kali lipat dibanding tahun sebelumnya. Ini bahkan ada pesanan 200 parsel atas nama satu orang saja,” paparnya.
Beraneka ragam bentuk dan harga ditawarkan. Fira mengklaim jika parsel di tempatnya menawarkan harga paling murah. “Mulai Rp 100 ribu kami ada, sampai sesuai budget atau permintaan customer. Kami menyesuaikan ya misal customer ada budget berapa,” lanjut dia.
Naiknya permintaan parsel diakui mulai tren saat pandemi yakni 2020 lalu. Mana pada saat itu, imbauan untuk tidak melakukan halal bihala beredar. Sehingga sebagai pengganti silaturahmi, saling berkirim parsel pun dilakukan.
Permintaan terus merangkak naik hingga 2022. Fira menyebut jika tahun ini euforia lebaran lebih terasa. Sehingga berbanding lurus dengan pesanan di tempatnya. “Buka toko juga berdasarkan momen. Biasanya 1-2 bulan sebelum momennya kami buka. Jadi biar orang tahu kalau di sini ada jual parsel. Dan memang peluang usaha di bidang ini lumayan menguntungkan ya,” tutupnya.
Raden Roro Mira
@rdnrrmr