DARI 2015 hingga kini merintis usaha camilan, banyak yang sudah dilewati Lia Nurlia. Mulanya hanya ada dua menu andalan, kini ada puluhan macam. Bahkan outlet-nya yang berada di Perumahan PWI, Jalan Drs H Anang Hasyim Samarinda menjadi salah satu basecamp komunitas driver Grab.
Dia pun dianugerahi empat penghargaan karena performa merchant yang aktif. Mulai dari merchant terhits media sosial, juara jagoan lokal, jajanan idola favorit hingga cita rasa pilihan. “Ketika dapat juga dikasih tahunya dari teman. Enggak nyangka juga awalnya. Alhamdulillah, orang cocok sama jualan saya. Padahal itu menu-menu resepnya ya bikin sendiri,” ujar Lia.
Sebagai orang yang doyan jajan, Lia selalu penasaran mencoba berbagai jenis kuliner. Mengulik-ulik resep apalagi dari jajanan yang dia suka. Sehingga, dia mencoba membuat sendiri resepnya, dibantu dengan tutorial masak dari YouTube.
Menangani karyawan juga jadi hal yang terus menerus Lia pelajari. Mulanya dari dua karyawan, naik ke empat, enam hingga 21 orang seperti sekarang. “Kadang itu setiap hari mikirnya, karyawan aku masuk semua enggak ya hari ini. Seiring pengalaman ya untuk manajemen karyawan bagaimana,” bebernya.
Setiap hari, sudah jelas jadwal yang berlaku untuk seluruh karyawan. Siapa yang memegang nota pesanan, membuat makanan yang sudah dibagi berdasarkan aneka menu yang Lia jual.
“Nah, kue cubit dan takoyaki itu yang paling best seller. Mulanya cuma kue cubit, nah takoyaki ini karena suami salah beli cetakan. Jadi mikir, mau dibuat apa ini cetakan. Akhirnya dibuatlah takoyaki itu. Seiring waktu, lihat-lihat apa jajanan yang lagi tren. Jadi menu itu nambah terus justru, makin banyak,” jelasnya lalu terkekeh.
Disyukuri jika usahanya justru semakin berkembang kala pandemi. Menambah cabang saat 2020. “Kalau misal pandemi sudah bisa dikendalikan, anak-anak sudah benar-benar rutin turun sekolah. Baru insyaallah buka lagi tenant pertama yang dekat sekolah,” pungkas Lia. (ndu/k15)
Raden Roro Mira
@rdnrrmr
