Cegah Bau Mulut, Penuhi Asupan Cairan Tubuh

- Selasa, 26 April 2022 | 15:59 WIB
UTAMA: Menyikat gigi adalah hal utama dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut. Rutin menyikat gigi untuk menghindari masalah gigi dan mulut.
UTAMA: Menyikat gigi adalah hal utama dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut. Rutin menyikat gigi untuk menghindari masalah gigi dan mulut.

Selama berpuasa, kita tidak makan dan minum. Bukan berarti sedikit sisa makanan sehingga jarang menyikat gigi. Justru masalah kesehatan gigi dan mulut jadi muncul lebih cepat. Berkaitan dengan kurangnya asupan cairan tubuh jika tidak dipenuhi.

 

PALING umum adalah halitosis atau bau mulut. Merupakan masalah yang paling sering timbul ketika orang berpuasa. Kemudian muncul stomatitis atau sariawan. Sebab kondisi tubuh kurang cairan, sehingga jaringan lunak lebih mudah iritasi dan timbullah sariawan.

“Masalah lain bisa juga permasalahan di gusi. Sebab, berpengauh ke masalah kurangnya cairan dari air liur atau saliva. Kondisi mulut menjadi tidak normal. Nah, konsumsi cairan itu harus tetap sama selama puasa, sekitar dua liter per hari. Jika kurang dari itu, akan muncul masalah kesehatan gigi dan mulut lebih cepat selama puasa,” beber drg Imran Irsal Sp Pros.

Sebelumnya, kondisi baik-baik saja karena sebelum puasa konsumsi air terpenuhi. Namun karena kurangnya asupan cairan, muncul lebih cepat masalah kesehatan gigi dan mulut. Membuat bakteri jadi lebih leluasa bekerja.

Selain itu, kecenderungan konsumsi yang manis-manis. Dijelaskan Imran, gula pada makanan manis merupakan substrat dan media pertumbuhan bakteri. “Akan menghasilkan istilahnya sama kayak buang gas (kentut) atau H2S (hidrogen sulfide). Tapi kondisinya tidak serta-merta, tetap butuh proses, waktu dan suasana. Membuat bakteri jadi semakin banyak berkembang biak dari sisa makanan di sekitar gigi,” lanjutnya.

Dijelaskan lebih lanjut, prinsipnya semua makanan ada diubah menjadi glukosa atau energi. Begitu juga cara kerja bakteri, pada kondisi makanan manis, prosesnya akan lebih cepat.

“Ada juga persepsi di masyarakat bahwa menyikat gigi itu makruh, misal enggak sempat mau sikat gigi sudah dekat azan subuh. Saya ada baca-baca beberapa referensi, jadi memang ada peningkatan kasus di suatu daerah ketika diteliti, ternyata hanya menyikat gigi satu kali sehari selama puasa,” ujar Koordinator Program Studi Profesi Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Unmul itu.

Akhirnya muncul debris atau sisa makanan yang melekat di gigi, lama kelamaan menjadi plak dan kalkulus. Apalagi di permasalahan gigi berlubang, sisa makanan itu jadi bahan baku untuk bakteri berkembang dan bekerja lebih banyak.

“Plak itu kekuning-kuningan, lama-lama menjadi kalkulus. Yaitu plak yang terklasifikasi, kekuatannya lebih keras. Orang bilang karang gigi, karena keras seperti karang. Kalau sudah begitu, sudah tidak bisa hanya dengan sikat gigi biasa,” sebutnya.

“Saya juga pernah mendengar, satu gram karang gigi itu kuantitasnya ada dua miliar bakteri di sana. Jadi, karang gigi atau kalkulus itu koloni bakteri. Menyebabkan berbagai permasalahan jika tidak dibersihkan,” lanjut Imran.

Oleh sebab itu, menjaga asupan cairan tubuh tercukupi adalah penting. Selain itu, menyikat gigi juga tak kalah penting. Menghindarkan dari berbagai masalah seperti bau mulut, sariawan, radang gusi hingga gigi berlubang akibat sisa makanan yang tidak dibersihkan. (ndu/k15)

Raden Roro Mira

@rdnrrmr

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Raffi-Nagita Dikabarkan Adopsi Bayi Perempuan

Senin, 15 April 2024 | 11:55 WIB

Dapat Pertolongan saat Cium Ka’bah

Senin, 15 April 2024 | 09:07 WIB

Emir Mahira Favoritkan Sambal Goreng Ati

Sabtu, 13 April 2024 | 13:35 WIB
X