Tujuh Proyek Tengah Onstream, Lifting Migas Kalsul Belum Capai Target

- Senin, 25 April 2022 | 16:29 WIB

BALIKPAPAN - Seiring dengan isu-isu politik internasional yang masih berkembang, harga minyak dan gas dunia mengalami peningkatan. Walau belum dapat dipastikan hingga kapan, harga rata-rata minyak mentah pada 2022-2023 diperkirakan masih berada pada kisaran USD 100 per barel.

“Suplai bahan bakar minyak (BBM) internasional mulai membaik. Harga akan lebih stabil, tetapi dari prediksi akan bertahan agak lama di sekitar harga USD 100 per barel. Dari sisi kami di hulu migas itu sudah bagus dan menguntungkan,” ucap Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Kalimantan-Sulawesi (Kalsul) Azhari Idris saat temu media akhir pekan lalu.

Sebelumnya, perang Rusia-Ukraina menyebabkan pasokan terbatas, akibat sanksi Amerika dan sekutu. Sehingga, meningkatkan harga minyak dan gas alam cair (LNG) dunia. Namun, perlahan kondisi suplai membaik, juga situasi pandemi Covid-19 yang akan mereda, sehingga travelling dan kegiatan fisik sangat meningkat tajam.

Peningkatan aktivitas akan memengaruhi permintaan minyak mentah. Adapun proyeksi-proyeksi itu berdasarkan pengumpulan berbagai data dari para ahli yang dianalisis mulai Maret 2022. Dari data, harga rata-rata minyak mentah pada Maret mencapai USD 112,46 per barel, bahkan pernah di level USD 127,98 per barel pada 8 Maret 2022.

Peningkatan harga tersebut memberikan nilai plus. Karena menjadi momen positif dalam menarik kembali minat investor untuk melakukan pengeboran tambahan. Atau menjalankan lagi proyek-proyek yang tertunda karena harga pasar sempat merosot.

Secara capaian, kinerja hulu migas nasional pada semester pertama 2022 sudah bagus. Lifting minyak dan kondensat telah mencapai 611.730 barel minyak per hari (BOPD), terhadap target 703.000 BOPD. Atau sudah 87 persen dari target. Sedangkan target gas bumi telah 92 persen atau dari 5.800 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) kini telah di angka 5.321 MMSCFD.

Kinerja hulu migas Kalsul sendiri pada semester pertama 2022 juga menunjukkan hal positif. Di mana lifting minyak dan kondensat mencapai 85 persen, yakni 68.132 BOPD dari target 80.332 BOPD. Dengan kontribusi terhadap lifting minyak dan kondensat nasional sebesar 11 persen.

Gas bumi juga mendekati berada di 1.707 MMSCFD dengan target 1.766 MMSCFD. Atau telah mencapai 97 persen. Yakni kontribusi terhadap lifting /salur gas bumi nasional sebesar 32 persen.

“Walau dikatakan akan ada penambahan produksi, tapi bukan berarti dapat dilakukan dalam waktu singkat dan cepat, butuh waktu. Saat ini agresi pengeboran di Kalimantan dan Sulawesi ada tujuh proyek hulu migas yang akan onstream,” kata Azhari.

Kegiatan onstream tersebut dikerjakan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang berada di Jumelai oleh PT Pertamina Hulu Mahakam, North Sisi - North Nubi oleh PT Pertamina Hulu Mahakam, OPL South Sembakung oleh JOB Pertamina-Medco E&P Simenggaris, Bekapai 3 oleh PT Pertamina Hulu Mahakam, Tanjung Waterflood oleh Pertamina EP, dan Fasprod pendukung dalam rangka FSA antara PEP Asset 5 dengan PHSS - Area Semberah oleh Pertamina EP.

Diharapkan memberikan prospek lebih bagus dengan eksplorasi maupun pengembangan. Potensi peningkatan produksi dari giant discovery di awal 2022, kata Azhari, hingga sekarang masih dilakukan kajian. Supaya mengetahui berapa penambahan produksi yang dihasilkan dari sumur Manpatu-1x oleh Pertamina Hulu Mahakam tersebut.

“Nanti kita akan pastikan kembali berapa potensi dan produksi dari hasil KKKS tersebut, sumur Manpatu juga masih dalam proses. Prospek pasar gas dari Sumur Manpatu di Balikpapan juga bagus seperti RUV, RDMP, semoga bisa segera mungkin dipasarkan,” terangnya.

Proyek yang ditargetkan diharapkan segera direalisasikan, Azhari pun meminta dukungan dari seluruh pihak dan pemerintah. Sebab, bila tidak dikerjakan tepat waktu terjadi pergeseran di seluruh jadwal proyek lainnya, itu jelas akan sangat berpengaruh terhadap produksi dalam negeri.

Pihak KKKS juga melakukan workover dan well service terhadap sumur-sumur lama yang produksinya telah menurun, atau tidak produksi lagi akan digali kembali. Berbagai inovasi dan aplikasi teknologi diterapkan untuk menemukan sumber migas baru. Dan memaksimalkan produksi dari lapangan-lapangan yang sudah mature, onshore dan offshore di wilayah Kalimantan, untuk mendukung pencapaian target produksi migas nasional.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB

2024 Konsumsi Minyak Sawit Diprediksi Meningkat

Selasa, 26 Maret 2024 | 12:21 WIB
X