Konsep terbang berbiaya rendah mengincar ceruk pasar anak muda. Baik para perantau maupun penggemar travelling.
NOFIYATUL CHALIMAH, Samarinda
Penerbangan kembali bergeliat. Maskapai penerbangan pun mulai kembali melirik Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto Samarinda. Diharapkan rute-rute ke berbagai kota yang hilang selama pandemi, bisa segera kembali dan mengembalikan capaian satu juta penumpang. Apalagi, pada momen animo masyarakat mudik yang sedang tinggi seperti sekarang.
Kaltim Post menjadi salah satu media yang berkesempatan menikmati penerbangan perdana maskapai Super Air Jet yang membuka rute Samarinda-Surabaya. Masuknya maskapai ini juga tak menutup kemungkinan membuka rute baru lagi.
Setelah dua tahun dilanda pandemi dan kini pemerintah melakukan pelonggaran bagi masyarakat untuk mudik, animo bepergian cukup tinggi. Tata cara bepergian di bandara pun lebih sederhana dibandingkan sebelumnya.
Awalnya, penumpang harus memastikan dirinya memenuhi syarat penerbangan. Jika baru vaksin dosis 1, harus bebas Covid-19 dari hasil pemeriksaan PCR. Lalu vaksin dosis 2 mesti antigen. Dan jika sudah vaksin dosis 3, tak perlu menunjukkan bukti negatif Covid-19.
Penulis sudah mendapat vaksin ketiga alias booster. Sehingga, sehari sebelum penerbangan, penulis mengisi EHAC dan memastikan status sudah layak terbang sebelum sampai di bandara.
Jadi, ketika pemeriksaan status kelayakan terbang saat masuk di bandara, tak perlu berlama-lama antre. Selain itu, tak membuat antrean makin panjang. Cukup tunjukkan kartu identitas dan status layak terbang di aplikasi EHAC pada gawai.
Jika sudah masuk, Anda bisa langsung check in dan menunggu boarding. Selain itu, ketika mendarat, tak ada pos pengecekan EHAC lagi di terminal kedatangan. Berbeda dengan sebelumnya yang membuat penumpang harus melewati pemeriksaan saat berangkat dan mendarat.
Kemudahan ini juga yang membuat maskapai kebanjiran penumpang. Penerbangan perdana menuju Surabaya yang diikuti Kaltim Post, seluruh seat yang berjumlah 180 paks, terbeli semua.
Direktur Keselamatan Super Air Jet Kapten Dodi Arifin mengatakan, animo masyarakat cukup tinggi. Sebab, saat ini jadi momen berlebaran pertama setelah dua tahun dihantam pandemi. Kursi pun sudah banyak terjual. Meskipun harga juga turut meningkat, karena permintaan pasar yang tinggi, hal ini tak mengurangi antusiasme masyarakat.
"Seminggu ini penumpang tidak lagi lihat harga. Semuanya berebut," kata Dodi, Jumat (22/4).
Dari pantauan Kaltim Post, memang tiket pesawat langsung Samarinda-Surabaya, dari semua maskapai sudah habis terjual. Opsi penerbangan ke Kota Pahlawan harus memutar transit ke Jakarta atau ke kota lainnya.
Maka dari itu, animo tinggi ini, memunculkan pertimbangan rencana extra-flight pada minggu depan jelang Lebaran dan selama Lebaran. Saat ini, pihak Super Air Jet masih dalam proses rencana pengajuan. Sementara ini, sekarang penerbangan mereka sehari dua kali pulang pergi Samarinda-Surabaya. Di sisi lain, pihaknya juga bakal mengkaji usulan dari masyarakat untuk membuka rute baru ke kota lain dari Samarinda.
Dodi juga optimistis pihaknya bisa mendapat ceruk pasar anak muda. Entah mereka yang perantauan dan harus bolak-balik kampung ke tempat kerjanya, atau mereka yang hobi travelling. Sebab, Dodi mengatakan, pihaknya menawarkan konsep berbiaya rendah, dengan layanan bagasi gratis 20 kilogram. Dan yang jadi andalan adalah layanan entertainment yang bisa diakses dari gawai penumpang saat terbang.
Sementara itu, Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) APT Pranoto Agung Pracayanto berharap, maskapai ini bisa mengambil kesempatan untuk membuka rute yang sempat hilang karena pandemi. Sebab, dari hasil polling yang dilakukan kepada masyarakat Samarinda dan sekitarnya, banyak masyarakat yang menunggu rute-rute yang telah hilang itu kembali.
"Seperti Semarang, Denpasar, Jogjakarta, dan Banjarmasin itu sudah ditunggu-tunggu," kata Agung.
Bandara pun siap mengakomodasi jika maskapai ingin membuka rute baru. Saat ini, pihaknya juga lagi pengesahan rencana induk pembangunan APT Pranoto 20 tahun ke depan.
Diharapkan, ratusan ribu penumpang yang "hilang" selama pandemi bisa kembali. Sebab, sebelum pandemi terjadi, bandara ini bisa melayani lebih 1 juta penumpang dalam setahun. Berbeda selama pandemi yang hanya ratusan ribu. (dwi/k8)