Bisnis Travel Optimistis, Meskipun Stagnan

- Sabtu, 23 April 2022 | 12:00 WIB

SAMARINDA-Momen libur Idulfitri biasanya dijadikan ajang kebangkitan travel agent untuk meningkatkan penjualan tiket. Sayangnya, sejak Covid-19 larangan mudik membuat bisnis ini dua tahun tidak bergerak maju. Begitu juga tahun ini, meski diperbolehkan mudik nyatanya bisnis travel agent belum sepenuhnya bangkit. Sehingga, diprediksikan masih stagnan.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (DPD Asita) Kaltim I Gusti Bagus Putra mengakui hal itu. Sebelum pandemi, biasa sebulan sebelum Ramadan booking tiket sudah banyak dilakukan untuk libur cuti Lebaran. Semenjak Covid-19, seiring larangan mudik memang saat Ramadan sudah tidak ada lagi peningkatan bisnis.

Biasanya Idulfitri menjadi momentum travel agent meningkatkan penjualan tiket. Setelah pelarangan mudik dua tahun berturut-turut yang membuat transaksi penjualan tiket anjlok. Pada 2022 diharapkan menjadi ajang kebangkitan dunia travel agent. Sayangnya, meski tidak ada larangan mudik, penjualan tiket masih lesu tahun ini.

“Jika berbicara momentum Idulfitri biasanya yang datang ke Kaltim akan lebih sedikit. Namun, masyarakat Kaltim yang keluar akan lebih banyak. Jadi, penjualan tiket bisa meningkat. Tapi tahun ini belum ada peningkatan, namun juga tidak menurun. Sehingga, bisnis ini mengalami stagnasi,” tuturnya setelah berbuka puasa bersama anggota DPD Asita Kaltim di Samarinda, Kamis (21/4).

Keluhan itu dirasakan hampir seluruh anggota Asita Kaltim. Pada awal diumumkannya tidak ada larangan mudik tahun ini. Ternyata belum ada juga peningkatan penjualan tiket. Namun, itu bukan berarti orang tidak melakukan keberangkatan. Namun, bisa saja peralihan pembelian tiket online saat ini lebih gencar dilakukan.

Asita memang sudah lama tidak berharap pada penjualan tiket. Sejak kenaikan tiket pada 2019, biarkan urusan tiket semuanya bisa via aplikasi atau online. Sebab, pemesanan via aplikasi memang sudah tidak bisa ditolak, karena menjadi kemudahan transaksi bagi masyarakat.

Kebanyakan travel agent akhirnya fokus pada paket tur perjalanan bisnis dan wisata. Dalam paket tur, satu rombongan bisa mencapai puluhan orang. Rata-rata satu travel agent dalam sebulan bisa mendapat 10 tur wisata sebelum pandemi. Di Kaltim, kebanyakan masih berasal dari kunjungan kerja. Misalnya, kunjungan kerja Balikpapan ke Kubar atau Berau dan lainnya.

“Tapi selain itu, kemungkinan bisa juga karena memang tidak semua orang pergi mudik. Bisa saja karena faktor ekonomi dan sebagainya. Sehingga, menunda keberangkatan,” tuturnya.

Menurut Putra, meski bisnis travel agent tidak begitu cerah seperti beberapa tahun silam. Silaturahmi antar-anggota tetap harus terjaga. Sebab, jangan sampai pelaku usaha terus terbawa arus oleh bisnis yang sedang lesu. Namun harus berbagai energi positif, agar terus bersemangat memajukan bisnis pariwisata di Kaltim.

“Kami berharap buka puasa bersama saja, sudah bisa saling berbagai energi positif. Agar terus berjuang dalam kondisi apapun. Sehingga, seluruh pengurus Asita Kaltim bisa terus termotivasi memajukan pariwisata,” pungkasnya. (rom/k15)

 

CATUR MAIYULINDA

@caturmaiyulinda

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Transaksi SPKLU Naik Lima Kali Lipat

Jumat, 19 April 2024 | 10:45 WIB

Pusat Data Tingkatkan Permintaan Kawasan Industri

Jumat, 19 April 2024 | 09:55 WIB

Suzuki Indonesia Recall 448 Unit Jimny 3-Door

Jumat, 19 April 2024 | 08:49 WIB

Libur Idulfitri Dongkrak Kinerja Kafe-Restoran

Kamis, 18 April 2024 | 10:30 WIB

Harga CPO Naik Ikut Mengerek Sawit

Kamis, 18 April 2024 | 07:55 WIB

Anggaran Subsidi BBM Terancam Bengkak

Selasa, 16 April 2024 | 18:30 WIB

Pasokan Gas Melon Ditambah 14,4 Juta Tabung

Selasa, 16 April 2024 | 17:25 WIB

Harga Emas Melonjak

Selasa, 16 April 2024 | 16:25 WIB
X