Milenial yang Bergaji Rp 8,5 Juta Perbulan, Baru Sanggup Beli Rumah

- Kamis, 21 April 2022 | 11:47 WIB

JAKARTA- Riset Indonesia Property Watch (IPW) menunjukkan rata-rata nilai transaksi properti per tahun dalam lima tahun terakhir sebesar Rp 200 triliun. Dari jumlah tersebut, sekitar 38,9 persen adalah pembelian rumah second.

“Properti sebenarnya masih cukup bertahan dan menjadi salah satu andalan untuk menggerakkan sektor secara real estate,” kata CEO IPW Ali Tranghanda.

Tercermin dari peminat properti sebesar 58,6 persen. Rumah masih menjadi primadona bagi masyarakat dengan 51,8 persen. Minat pasar juga bergeser ke segmen menengah-bawah dengan harga hingga Rp 1,2 miliar per unit.

Ali menuturkan, milenial yang aktif membeli rumah berusia di kisaran 27 sampai 39 tahun. Mereka berpenghasilan rata-rata Rp 8,5 juta per bulan. Tingkat penghasilan itu tergolong tinggi dibanding penghasilan rata-rata genarasi itu sekitar Rp 6 juta hingga Rp 7 juta per bulan.“Namun, begitulah faktanya. Hanya mereka dengan penghasilan itu yang diperkirakan sanggup untuk membeli properti saat ini,” ungkap Ali.

Harga properti yang dibeli bervariasi. Porsi terbesar di rentang harga Rp 500 juta sampai Rp 1 miliar sebesar 37,8 persen. Lalu, di kisaran Rp 300 juta hingga Rp 500 jutaan, 28,51 persen. Diikuti, harga properti di atas Rp 1 miliar, 22,98 persen. Terkecil untuk harga properti di bawah Rp 300 juta.

Sementara itu, CEO Galaxy Property Kennard Nugraha mengatakan, tren kenaikan properti seharusnya bakal terus berlanjut tahun ini. Di pasar primary sendiri, rumah dengan segmen harga di bahwa Rp 1 miliar diperkirakan masih menjadi primadona. Hal tersebut terlihat dari penjualan kuartal I yang masih didominasi oleh pasar tersebut.

’’Saat ini, pengembang memang memilih untuk membangun rumah yang compact dengan luas tanah 6 x 12 meter. Karena memang secara harga yang memungkinkan adalah konsep semacam itu,’’ paparnya.

Terkait pasar secondary, dia mengatakan bahwa penjualan tergantung dengan sikap investor. Tahun lalu, 60 persen pembelian pasar rumah bekas memang kelompok investor. End user biasaanya lebih senang membeli rumah baru.

Dia mengatakan, kenaikan hampir semua harga komoditas membuat investor mulai mencari investasi yang bisa dipegang. ’’Harusnya, pertumbuhan properti tahun ini bisa mencapai minimal 50 persen,’’ tuturnya. (bil/han)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X