SAMARINDA–Realisasi belanja APBD Pemprov Kaltim pada triwulan pertama 2022 baru 11,17 persen. Capaian yang kurang menggembirakan itu membuat Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mewanti-wanti pemerintah daerah. Dirjen Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Agus Fatoni mengatakan, ada sejumlah faktor klasik yang menjadi penyebab.
Seperti realisasi kegiatan fisik menunggu detail engineering design, belanja lambat, pengajuan tagihan di akhir tahun, hingga indikasi penyimpanan uang di bank untuk menambah pendapatan asli daerah (PAD). Dia berharap, berbagai kendala tersebut bisa diatasi daerah. Dengan realisasi yang cepat, diharapkan bisa mengakselerasi peredaran uang yang berimplikasi pada pertumbuhan ekonomi. Untuk meningkatkan motivasi belanja daerah, Kemendagri siap memberikan reward.
Menurut dia, tingkat realisasi belanja menjadi yang terendah dalam tiga tahun terakhir pada periode yang sama. Hingga 31 Maret 2022, belanja APBD berada di angka Rp 82,35 triliun atau 5,70 persen. Jauh lebih rendah dibandingkan tahun 2020 yang mencapai 10,05 persen dan tahun 2021 di 9,09 persen. Dikonfirmasi terkait hal itu, Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kaltim Muhammad Sa'duddin mengatakan, angka realisasi 11,17 persen itu termasuk biasa dan sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Sebab, belum semua proyek bisa dimulai.
"Belanja sampai Maret memang masih segitu. Karena kegiatan yang memerlukan biaya besar, masih dalam proses lelang. Jadi belum ada pembayaran," kata dia, kemarin (18/4). Sa'duddin mengatakan, kemungkinan angka realisasi akan meningkat pada Mei nanti. Sebab, saat itu proyek-proyek mulai melakukan pembayaran uang muka. Menurut dia, beberapa proyek besar juga masih lelang. Salah satu proyek yang memakan biaya besar di Kaltim adalah perbaikan jalan.
Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat (DPUPR-Pera) Kaltim Irhamsyah menjelaskan, titik perbaikan jalan Pemprov Kaltim saat ini banyak terkonsentrasi di kawasan pesisir. Seperti jalan Tanjung Redeb-Talisayan, Berau lalu Talisayan-Kaliorang, Kutai Timur, yang panjangnya mencapai sekitar 480 kilometer. Selain itu, dari Samarinda Seberang melalui pesisir hingga Samboja, lalu diteruskan hingga Jalan Mulawarman, Balikpapan. Nah, semua proyek yang bakal dilakukan masih proses persiapan lelang. "Semoga Mei bisa tanda tangan kontrak," kata lelaki berkacamata itu. Selain perbaikan jalan, pembangunan gedung baru di RSUD milik pemprov masih berlanjut. Seperti di RSKD Balikpapan. (riz/k8)
nofiyatul chalimah
[email protected]