Rencana demonstrasi mahasiswa pada hari ini (11/4) terkait wacana penundaan pemilu diiringi dengan penyebaran kabar menyesatkan. Misalnya, video yang diklaim aksi demonstrasi mahasiswa di Palembang. Katanya, aksi tersebut sebagai pemanasan sebelum demonstrasi Senin, 11 April 2022.
”Jelang Aksi 11/4/22 PALEMBANG RUSUH, hari ini, MAHASISWA DEMO DI GEDUNG DPRD,’’ tulis akun Facebook Andy Ananta Sabtu, 9 April 2022 (bit.ly/DemoHariIni).
Informasi dengan video 30 detik itu memang memperlihatkan situasi yang ramai dan crowded. Bahkan, sempat terjadi aksi saling lempar dan berbalas tembakan water cannon. Hingga pada akhirnya massa aksi berhasil merangsek maju.
Unggahan serupa cukup banyak ditemui di media sosial. Terlebih beberapa hari terakhir setelah mencuatnya kabar demonstrasi mahasiswa yang dilakukan Senin, 11 April, di Istana Negara.
Unggahan akun Facebook tersebut perlu dicermati. Khususnya menyebut ’’hari ini’’, seakan demonstrasi itu terjadi pada April 2022. Bila ’’hari ini’’ dikaitkan dengan tanggal unggah posting-an tersebut, berarti aksi itu terjadi pada 9 April.
Berdasar penelusuran, video itu lawas. Demonstrasi tersebut merupakan aksi mahasiswa menentang segala kontroversi rencana undang-undang (RUU) yang dilakukan oleh DPR RI pada 2019. Kanal YouTube milik Tribunnews mengunggah video identik pada 24 September 2019. Video 1 menit 51 detik itu memperlihatkan secara jelas bahwa aksi mahasiswa terjadi di depan kantor DPRD Sumatra Selatan (Sumsel).
Keterangan itu menyebutkan aksi unjuk rasa ribuan mahasiswa tersebut terjadi pada Selasa, 24 September 2019. Aksi itu berakhir ricuh. Kerusuhan dipicu oleh mahasiswa yang memaksa masuk ke halaman DPRD Sumsel. Karena mahasiswa memaksa masuk, akhirnya aparat melakukan tindakan represif. Para mahasiswa dipukul mundur oleh polisi. Mahasiswa membalas tindakan aparat tersebut dengan melempari para aparat dengan batu. Selengkapnya, Anda dapat membacanya di bit.ly/DemoLawas2019.
Seperti diketahui, Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) berencana turun ke jalan menggeruduk Istana Negara untuk menolak wacana presiden tiga periode dan penundaan Pemilu 2024. Ketua Umum Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Muhammad Isnur mengaku membuka posko aduan untuk mahasiswa jika mengalami kekerasan fisik oleh aparat.
”LBH, YLBHI stand by jika ada penangkapan dan mereka meminta bantuan hukum, kami akan mendampingi. Kalau mereka datang ke LBH Jakarta, kita ada tim advokasi untuk demokrasi. Ada LBH, ada Kontras, ada LBH pers, ada berbagai lembaga untuk membentuk advokasi bersama-sama mendampingi,” ujar Isnur di Kantor YLBH Jakarta, Sabtu (9/4). Anda dapat membaca pemberitaan Jawapos.com di bit.ly/SiapDampingi. (zam/c6/jun/luc/k8)
FAKTA
Video demonstrasi mahasiswa itu terjadi pada 24 September 2019 di DPRD Sumatera Selatan. Bukan aksi menjelang 11 April 2022.