Ada Lonjakan Impor di Kaltim, Sinyal Perbaikan Industri Pengolahan

- Selasa, 12 April 2022 | 11:35 WIB

Iklim usaha di Kaltim tampaknya mulai membaik. Terutama industri pengolahan. Ini terlihat dari lonjakan impor pada Februari lalu yang tercatat sebesar 61,19 persen. Didominasi pengiriman barang migas dari Nigeria.

 

BALIKPAPAN - Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim Nur Wahid mengatakan, impor Kaltim pada Februari 2022 mencapai USD 324,36 juta atau mengalami kenaikan 61,19 persen dibanding Januari 2022. Sementara bila dibanding Februari 2021 mengalami kenaikan sebesar 162,17 persen.

Nilai impor komoditas barang migas tercatat sebesar USD 201,31 juta, naik 205,69 persen dibanding Januari 2022. Sementara untuk komoditas barang non-migas hanya USD 123,05 juta, turun 9,10 persen dibanding Januari 2022. “Peningkatan impor Kaltim disebabkan peningkatan impor barang migas, sedangkan barang non migas mengalami penurunan,” tegasnya, Minggu (10/4).

Secara kumulatif, nilai impor Kaltim periode Januari–Februari 2022 mencapai USD 525,59 juta, naik sebesar 108,73 persen dibanding periode yang sama pada 2021. Dari seluruh impor periode Januari–Februari 2022, peranan impor barang migas mencapai 50,83 persen, sedangkan peranan impor barang non migas mencapai 49,17 persen.

Negara asal utama impor migas Kaltim pada Februari 2022 adalah Nigeria, Uni Emirat Arab, Malaysia dan Korea Selatan masing-masing mencapai USD 82,57 juta, USD 36,51 juta, USD 35,60 juta dan USD 34,32 juta dengan peranan keempat negara tersebut mencapai 93,89 persen.

“Kenaikan nilai impor migas terbesar berasal dari negara Korea Selatan yang naik 19,36 persen, yaitu dari USD 28,75 juta pada Januari menjadi USD 34,32 juta pada Februari. Kenaikan nilai impor selanjutnya berasal dari negara Uni Emirat Arab yang naik 4,79 persen, yaitu dari USD 34,84 juta pada Januari menjadi USD 36,51 juta pada Februari,” terangnya.

Terpisah, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPw-BI) Kaltim Ricky Perdana Gozali mengatakan, impor Kaltim tumbuh lebih tinggi sejalan dengan aktivitas industri, masyarakat, maupun konstruksi yang juga membaik. Laju pertumbuhan komponen impor disebabkan kembali normalnya kinerja pengilangan migas di Kaltim, setelah pada tahun sebelumnya mengalami terminary shutdown.

“Selain itu, kembali pulihnya aktivitas industri di tengah momentum harga komoditas yang tinggi, serta belanjutnya konstruksi proyek juga turut mendorong kinerja impor barang modal,” katanya.

Lebih lanjut, aktivitas masyarakat yang kembali menggeliat dan adanya peningkatan kinerja konsumsi juga turut meningkatkan kinerja impor Kaltim utamanya untuk sub-komponen impor barang konsumsi. Peningkatan impor migas tercatat mampu tumbuh lebih tinggi dan menahan perlambatan impor barang non-migas.

Lebih tingginya impor migas tersebut sejalan dengan kinerja industri pengolahan migas yang juga lebih tinggi. Selain itu, masih positifnya kinerja impor juga tecermin dari volume bongkar di pelabuhan Kaltim yang tercatat mampu tumbuh sebesar 1,70 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 1,59 persen (yoy). (ndu/k15)

Catur Maiyulinda

@caturmaiyulinda

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X