Siti Saidah, Tertarik Berbisnis Kudapan Manis

- Senin, 11 April 2022 | 11:57 WIB

Setelah menanggalkan seragam putih biru, Siti Saidah tertarik untuk melanjutkan pendidikan di SMK dengan jurusan tata boga. Dari situlah, perjalanan membawanya mengenal dan mengolah berbagai makanan. Melanjutkan kuliah di Malaysia dengan jurusan terkait. Lalu kembali membangun bisnis kudapan manis.

 

SECARA gamblang diakui Siti Saidah atau karib disapa Idah bahwa dia sama sekali tak ada latar di dunia kuliner. Memilih jurusan kuliner tata boga dianggapnya akan mudah. Namun ternyata setelah terjun di dalamnya, dia mulai menemui ketertarikan.

“Waktu itu memang belum kepikiran mau jadi apa. Awalnya di SMK itu belajar masakan berat, nah pas udah kelas XI baru fokus di dessert gitu,” jelas alumnus SMK 3 Samarinda itu.

Anak bungsu dari pasangan Mariamah dan (alm) Syharil Effendi itu sudah mempersiapkan masa sang anak. Termasuk membangun rumah toko (ruko) tiga lantai di Jalan Lambung Mangkurat sebagai bekal usaha anaknya.

“Jadi waktu lulus SMK orang tua tanya mau usaha apa, tapi saya merasa masih belum ilmunya. Jadi memutuskan untuk lanjut kuliah di Taylor’s University Malaysia, ambil jurusan culinary art. Jadi nyambung dengan jurusan di SMK,” ungkap perempuan kelahiran 1995 itu.

Mengambil pendidikan setara D3, Idah coba jalani dengan sungguh-sungguh. Selain itu, dia juga mencari pengalaman dengan kerja part time selama di Malaysia. Salah satunya di restoran Korea Selatan (Korsel).

“Bedanya, di Malaysia itu untuk D3 sekitar 2 tahun saja kuliahnya. Lumayan ya, jadi habis praktik langsung teori lagi, begitu juga sebaliknya. Bisa dibilang praktik dan teori lebih banyak praktik,” katanya.

Selama berkuliah, dia pun sudah mulai mengonsep usaha apa yang akan dia jalani. Tercetus nama Pepper Lime sebagai brand usahanya. “Itu nama dari teman pas kuliah, dia oke ketika namanya saya pakai. Selain itu, saya juga baru sadar kalau makan, pasti pakai lada dan jeruk nipis. Makanya pakai nama itu,” lanjutnya.

Kembali ke tanah air, Idah mulai merealisasikan konsep dari usahanya. Berdirilah Pepper Lime pada 2016 dengan konsep café dan toko kue. Bekal pengalamannya part time di restoran Korsel, menu yang ditawarkan di café-nya pun beragam.

“Jadi ada korean food, western juga ada. Tapi sayang enggak bertahan lama, salah satunya karena parkiran yang kurang memadai. Terus juga pandemi, jadi saya putuskan fokus di toko kue saja sejak 2020,” katanya.

Kini, berbagai kudapan manis diolah dari dapur produksinya dibantu lima karyawan. Salah satu olahan yang terkenal di tempatnya adalah macaron, merupakan biskuit yang terbuat dari tepung almond, putih telur dan gula.

“Kalau ditanya ke depan mau bagaimana, jujur masih belum tahu. Tapi tentu harapannya mau lebih berkembang. Termasuk menambah showcase supaya bisa menampung produk lebih banyak. Dan tentunya bisa lebih dikenal lagi,” bebernya.

Raden Roro Mira

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Raffi-Nagita Dikabarkan Adopsi Bayi Perempuan

Senin, 15 April 2024 | 11:55 WIB

Dapat Pertolongan saat Cium Ka’bah

Senin, 15 April 2024 | 09:07 WIB

Emir Mahira Favoritkan Sambal Goreng Ati

Sabtu, 13 April 2024 | 13:35 WIB
X